Mohon tunggu...
cipto lelono
cipto lelono Mohon Tunggu... Guru - Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ramadan: Bulan Perlunya Iman Mengontrol Kecerdasan Intelektual

27 Maret 2024   06:25 Diperbarui: 27 Maret 2024   06:32 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pengembangan ilmu. Sumber: https://hidayatullah.com

Perintah berpuasa hanya untuk orang beriman. Maka orang beriman memperoleh kesempatan dalam meningkatkan derajatnya menjadi orang yang bertaqwa. Dalam konteks ini, maka orang beriman selain harus mengasah aspek-aspek keimanannya yang berkaitan dengan kecerdasan social dan spiritual, juga harus berusaha mengasah kecerdasan intelektual. Betapapun kecerdasan intelektual sangat berguna dalam menajamkan iman seseorang. Allah SWT megangkat derajat orang beriman dan berilmu beberapa derajat.

Ibarat pisau, iman tanpa ilmu itu tumpul. Sebaliknya ilmu tanpa amal bisa salah arah penggunaanya. Maka iman dan ilmu harus jalan beriringan untuk saling bersinergi agar saling menajamkan. Namun, iman adalah petunjuk, arah dalam pengembagan dan penerapan  ilmu. Maka ilmu harus dikontrol oleh iman agar tidak salah arah.

Ramadan bulan yang juga bisa digunakan untuk megasah kecerdasan intelektual. Sehingga bisa menghadirkan orang yang beriman dan berilmu. Sinergi iman dan ilmu akan menjadikan kebermaknaan hidup orang beriman.

4 Kontrol Iman Terhadap Pengembangan Kecerdasan Intelektual 

Kecerdasan intelektual adalah bagian dari proses pengembangan ilmu. Melalui kecerdasan intelektual yang dimiliki, seseorang dapat mengembangan ilmu dalam berbagai jenisnya. Oleh sebab itu mengembangkan kecerdasan intelektual adalah proses untuk mengembangan ilmu. Mengingat penerapan ilmu untuk kehidupan manusia, maka proses pengembangannya diperlukan pengontrol agar penerapan ilmu dapat memberikan maslahat bagi umat.

1) Intellectual Integrity (Kemampuan untuk Bersikap Jujur)

Konsep Integritas Intelektual dapat dipahami sebagai kualitas keilmuan yang diperoleh dapat mempengaruhi kualitas kehidupan seseorang. Dengan kata lain  Integritas Intelektual tidak dapat dinilai hanya dengan keilmuannya, namun perilakunya dapat atau patut untuk dicontoh. Oleh sebab itu pengembangan kecerdasan intelektual harus  bisa diarahkan pada nilai kejujuran, keberanian mengambil keputusan yang sudah diyakini dan munculnya keterikatan jiwanya dengan sang Khaliq.

Dengan demikian pengembangan kecerdasan intelektual harus mampu diarahkan pada dimensi dan aspek-aspek mentalitas, moralitas serta akhlakul karimah. Iman mempunyai peran sebagai pengarah agar pengembangan kecerdasan intelektual dapat mendorong lahirnya ilmuan yang jujur, berani mengambil keputusan yang benar berdasar keilmuan yang dimiliki serta siap mempertanggungjawannya profesi ilmuannya kepada sang Khaliq. Sehingga pada dirinya dapat dijadikan anutan atau contoh bagi orang lain.  

2) Intellectual Humility (Kemampuan untuk Rendah hati/Tawadhu')

Tidak ada manusia yang tidak bisa salah. Maka untuk dapat menyadari bahwa setiap manusia bisa salah memerlukan kecerdasan intelektual. Iman harus berperan agar pengembangan kecerdasan intelektual agar bisa diarahkan pada sikap kerendahan hati dan kesadaran tentang keterbatasan sebagai manusia serta munculnya kesadaran bahwa kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Sehingga tingginya ilmu tidak menyebabkan seseorang menjadi takabur dan keras hati.

Dengan demikian pengembangan kecerdasan intelektual bisa diarahkan pada kedudukan manusia sebagai seorang hamba (makhluk yang diciptakan) yang harus mempunyai sikap rendah hati dan mempunyai keterbatasan (tidak ada kesempurnaan). Maka iman mempunyai peran pengontrol dan petunjuk dalam pengembangan ilmu. Sehingga semua aspek keilmuan yang dikembangan tetap berorientasi pada nilai ibadah dan kehidupan akhirat.

3) Intellectual Courage (Keberanian Intelektual)

Yaitu kemampuan intelektual yang bisa diarahkan pada munculnya sikap berani untuk berbuat benar dan keberanian melakukan tindakan untuk dipertanggungjawabkan kepada sang Maha Kuasa. Dengan demikian pengembangan kecerdasan intelektual harus mampu diarahkan pada sikap mental berani karena benar dan munculnya kesadaran bahwa tindakanya dapat dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT Tuhan yang Mahaesa. Maka iman dengan berbagai dimensinya harus bisa mengontrol pengembangan kecerdasan intelektual yang bermuara pada sikap berani menyuarakan kebenaran dan pertanggungjawaban kepada sang Khaliq.

4) Intellectual Responsibility

Yaitu pengembangan kecerdasan intelektual yang bisa mengarahkan pada munculnya rasa tanggungjawab atas pengembangan ilmunya kepada Tuhan YME. Sehingga penerapan ilmu yang dimiliki tetap berorientasi pada kemaslahatan umat dan tetap memperhatikan pada tanggung jawab terhadap lingkungannya. Dengan demikian pengembangan kecerdasan intelektual tidak membahayakan kehidupan manusia dan dapat merusak alam. Oleh sebab itu iman mempunyai peran dalam mengontrol pengembangan kecerdasan intelektual. Sehingga pada diri orang beriman muncul suatu sikap bahwa pengembangan ilmu yang dimiliki tetap berorientasi pada pertanggungjawaban akhirat.

Pengembangan kecerdasan intelektual tanpa adanya pengontrol akan membahayakan bagi kehidupan sesama. Oleh sebab itu iman berperan sebagai pengontrol pengembangan kecerdasan intelektual agar setiap pengembangannya tetap ada nilai ibadahnya. Bulan ramadan adalah momen yang sangat tepat dalam pengembangan ilmu yang tetap terkontrol dengan iman. Sehingga pada akhirnya Allah SWT mengangkat derajat yang tinggi kepada orang-orang beriman dan berilmu pengetahuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun