Mohon tunggu...
cipto lelono
cipto lelono Mohon Tunggu... Guru - Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Artikel Utama

4 "Habits" Ini Ampuh Bersihkan Kotoran Hati di Bulan Suci

26 Maret 2024   03:11 Diperbarui: 1 April 2024   18:49 1063
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hati yang kotor. Sumber: https://www.gurusiana.id

Tidak satupun manusia yang lepas dari dosa. Pemilik dosa bisa orang miskin atau kaya, berpangkat rendah atau tinggi, orang kampung atau kota. Yang pasti semua manusia pasti mempunyai dosa. Hal demikian menunjukkan bahwa manusia, selain memiliki kelebihan juga mempunyai kekurangan. 

Maka dapat diketahui bahwa munculnya dosa sebagai akibat hati yang kotor. Hati yang kotor akan mendorong ucapan dan perilaku cernderung melakukan hal-hal perbuatan dosa dalam berbagai modus dan bentuknya. Sehingga hatinya menjadi hati yang berpenyakit.

Padahal setiap manusia akan mati, siapapun itu. Maka bagi kita yang sadar tentang akhir perjalanan hidup, akan berusaha sepanjang waktu untuk memperoleh bekal menyongsong kematian. 

Langkah tersebut selain melakukan kebaikan sebanyak mungkin, juga berusaha sekuat tenaga memohon ampunan kepada Allah SWT dan memohon maaf kepada sesama manusia.

Ramadan adalah bulan bersih diri. Maka sangat efektif digunakan sebagai upaya membersihkan kotoran hati. Sehingga kehadiran bulan ramadan dapat dijadikan bulan bersih diri. Dengan kata lain ramadan merupakan bulan yang sangat efektif untuk menyucikan hati.

4 Habits Menuju Kebersihan Hati di Bulan Suci

a) Membiasakan diri beristighfar

Langkah pertama adalah beristighfar yaitu memohon ampun atas kesalahan yang diperbuat kepada sang Maha Pengampun (Allah SWT). 

Langkah ini merupakan  langkah awal untuk menuju langkah-langkah berikutnya. Ketika istighfar telah menjadi habits biasanya cenderung memudahkan langkah meminta maaf dan memaafkan orang lain. 

Dengan kata lain, langkah ini menjadi pembuka langkah-langkah berikutnya. Di sisi lain, langkah ini juga menunjukkan adanya sikap rendah hati manusia. 

Sikap ini akan mendorong seseorang untuk terus berjuang meghapus kotoran-kotoran hatinya agar tidak semakin kronis kondisinya.

b) Membiasakan diri selalu minta maaf kepada orang lain

Orang yang hatinya banyak kotoran sulit meminta maaf kepada orang lain. Walaupun dirinya tahu kalau dirinya yang salah. Kecenderungan yang muncul mencari alibi dengan berbagai argumentasi untuk tidak meminta maaf atas perbiatan yang dilakukan. 

Kondisi demikian mengindikasikan hatinya kotor, maka perlu dibersihkan dengan membangun kebiasaan meminta maaf kepada orang lain apabila berbuat salah.

Ketika meminta maaf menjadi kebiasaan dalam hidupnya, selain dosa-dosanya berkurang juga muncul ketenangan dalam dirinya. Sebab sikap meminta maaf adalah bentuk sikap yang lembut. Sikap ini akan berdampak positip pada ketenangan dirinya.

Namun perbuatan meminta maaf kepada orang lain itu pekerjaan yang relative sulit. Sebab hal tersebut berkaitan dengan persepsi seseorang tentang harga dirinya. 

Ketika seseorang mepersepsi harga dirinya jauh lebih tinggi dibanding orang lain, biasanya sulit untuk meminta maaf, walaupun nuraninya sadar bahwa dirinya salah. Penyakit hati demikian harus diwaspadai oleh pemiliknya agar tidak menimbulkan penyakit yang makin kronis.

c) Membiasakan diri memaafkan orang lain

Memaafkan orang lain merupakan sikap lebih sulit. Sebab kecenderungan orang lebih mengedepankan egonya. Ketika seseorang mempersepsi egonya lebih tinggi orang lain, akan cenderung sulit memaafkan orang lain. 

Ilustrasi hati yang kotor. Sumber: https://www.gurusiana.id
Ilustrasi hati yang kotor. Sumber: https://www.gurusiana.id

Maka sikap mau memaafkan orang lain adalah bentuk nyata keberhasilan seseorang mewujudkan keseimbangan seseorang dalam menjalin hubungan sesama (harmoni social).  

d) Membiasakan diri melakukan muhasabah

Orang yang mau melakukan mawas diri, instrospeksi atas kesalahan yang diperbuat adalah salah satu habits yang akan membawa kebersihan hati. 

Sebab kepada siapa saja kita berbuat salah dan sebesar apapun kesalahan yang diperbuat, hanya diri kita masing-masing yang mengetahui. 

Yang pasti kebiasaan melakukan muhasabah akan membersihan kotoran hati. Dampaknya hati akan menjadi lembut dan mudah memaafkan dan meminta maaf. 

Muhasabah juga akan mendorong hati seseorang untuk tidak latah mencari kesalahan orang lain. Orang yang mau bermuhasabah hakekatnya ia telah berdialog dengan nuraninya.

Kebiasaan beristighfar adalah bukti bahwa manusia adalah makluk yang banyak dosa. Maka membangun habits beristighfar merupakan salah satu jalan membangun hubungan ilahiah untuk mencerdaskan hati. Sikap saling memaafkan sesama manusia merupakan kata kunci dalam membangun harmoni social. 

Muhasabah merupakah langkah personal untuk mau mengetahui dan membaca kekurangan yang dimiliki. Sikap ini akan mendorong seseorang mau mengakui  kekurangan orang lain. 

Keempat hal tersebut berkaitan dengan aktivitas hati. Maka, ketika menjadi habits orang beriman, menjadi langkah ampuh membersihkan kotoran-kotoran hati. Semoga bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun