Kemungkinan besar, jumlahnya paling banyak dibanding kelompok yang lain. Pendek kata kelompok ini  baru pada tahap "memuasakan" pisiknya tidak makan dan minum. Namun lebih baik dibanding yang tidak berpuasa tanpa alasan syar'i yang dibenarkan. Aktivitas berpuasanya sudah menunjukkan salah satu bentuk ketaatan, walaupun belum bisa lengkap.Â
2) Orang yang berhasil memperoleh kesuksesan ritual ibadah puasa.
Kelompok ini selama berpuasa sudah berhasil meningggalkan larangan-larangan berpuasa, baik larangan fisik maupun non fisik. Kegiatan tadarus qur'an juga diselesaikan beberapa kali, salat tarawih dapat dilakukan satu bulan penuh. Bahkan sepuluh hari terakhir bulan ramadan selalu bermalam di masjid menjemput malam lailatul qadr.
Namun kelompok orang ini masih pada tahap berorientasi pada pemenuhan proses ritual untuk dirinya. Pasca ramadan ucapan dan tindakannya belum mengalami perubahan atau peningkatan derajat kualitas jiwanya. Proses transformasi iman menjadi taqwa belum nampak secara signifikan. Namun kesadaran tentang menjalankan ibadah dilakukan dengan penuh ketaatan.
Kemungkinan besar, kelompok ini jumlahnya lebih sedikit dibanding kelompok pertama.
3) Orang yang mampu menggali hikmah semua aktivitas bulan ramadan.
Kelompok ini sudah mengalami transformasi pada lisan dan tindakannya kearah lebih baik dibanding sebelum ramadan. Perubahan tersebut terjadi terus menerus setelah melakukan aktivitas puasa ramadan. Seiring usianya ucapan dan perilakukanya makin nampak tanda-tanda perubahan menuju jalan ketaqwaan. Melalui ramadan, secara bertahap orang ini mampu menyingkap simbolisasi segenap perintah yang dianjurkan di bulan ramadan. Ia berusaha mempertahankan hal-hal yang sudah berhasil diperoleh selama berpuasa, selanjutnya terus berbenah diri pada puasa-puasa ramadan berikutnya.
Indikassi perilaku yang dapat dilihat antara lain:
- Lisannya lebih arif dan bijak. Kebiasaan mencela kekurangan orang lain terus berkurang.
- Persentase ghibah sudah mulau berkurang, seiring kesadaran tentang pentingnya memanfaatkan waktu untuk hal-hal yang bermanfaat
- Kesadaran berinfaq dan sedekah makin tumbuh
- Sikap angkuh dan sombongnya mulai berkurang
- Ibadah sunahnya makin banyak dilakukan (salat sunah, puasa sunah sering dilakukan)
- Sudah mulai menjalani proses makan sebelum lapar, berhenti makan sebelum kenyang
Maka dapat dijelaskan bahwa orang yang puasanya berhasil adalah orang yang mampu meningkatkan secara terus menerus nilai ketaqwaannya. Minimal kebaikan yang sudah diperoleh dipertahankan setelah bulan ramadan usai. Sehingga semakin baik puasa seseorang, semakin meningkat kualitas imannya.
Upaya meningkatkan iman menjadi taqwa hendaknya dilakukan secara terus menerus. Ramadan dengan aneka varian amaliah yang disuguhkan menjadi sarana strategis dalam melakukan transformasi iman menjadi taqwa. Ramadan demi ramadan hendaknya dijadikan sebagai sarana meningkatkan kualitas keimanannya.
Pada saat kita berada di kelompok pertama, mari kita tingkatkan pada kelompok kedua, selanjutnya pada saat kita sudah merasa mampu pada kelompok dua, mari kita teruskan untuk berjuang mencapai kelompok ketiga, selama Allah SWT masih mengizinkan kita bertemu dengan ramadan bulan yang penuh keberkahan. Semoga bermanfaat!