Mohon tunggu...
cipto lelono
cipto lelono Mohon Tunggu... Guru - Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ramadan: Momen Istimewa Asah 5 Aspek Kecerdasan Hati

14 Maret 2024   08:40 Diperbarui: 14 Maret 2024   08:44 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: https://muslim.okezone.com 

Ramadan adalah bulan penuh berkah. Kehadiranya ditunggu jutaan umat muslim di seluruh dunia. Ramadan hadir memberikan kesempatan bagi orang yang beriman yang ingin menyucikan diri dan mencerdaskan hati. Pendek kata Ramadan memberikan kesempatan orang beriman "mencari" mutiara ukhrowi yang masih banyaj dan perlu digali.

Cerdas hati dalam kehidupan adalah kunci. Sebab kondisi demikian akan menuntun seseorang dapat merasakan diri maupun yang orang lain rasakan. Maka kecerdasan hati yang dimiliki akan mewujudkan kehidupan harmoni baik duniawi-ukhrowi maupun yang bersifat personalitas-kolektivitas.

Ramadan dengan berbagai keistimewaan yang dimiliki menjadi momen tidak saja tepat namun juga strategis untuk mencerdaskan hati. Mengapa? Sebab proses ibadah bulan ramadan mempunyai karakteristik yang berkaitan dengan tata kelola hati. Ingin makin dekat dengan Allah, ingin menjadi orang jujur, tidak mudah marah, gemar bersedekah, dll. Ramadan dapat dijadikan momen untuk mengasah beberapa ekspresi hati tersebut.

Pendek kata, ramadan menyimpan sejuta misteri yang berkaitan dengan tata kelola untuk cerdaskan hati.  Hanya orang yang mau mencari dengan kesungguhan yang akan mampu menyingkap sejuta misteri di bulan suci ini. Ramadan adalah bulannya orang-orang yang ingin mencerdaskan hati.

Ciri-ciri Hati Cerdas

Banyak teori dan tokoh yang mengemukakan ciri-ciri hati yang cerdas. Namun pada tulisan sederhana ini, penulis ingin mengajukan pemahaman penulis tentang ciri-ciri hati yang cerdas.

1) Menjalankan ibadah  

Salah satu ciri hati yang cerdas adalah adanya kesadaran diri sebagai ciptaan Allah SWT. Sehingga berjuang untuk tetap menjalankan perintah-Nya (ibadah). Kesadaran mau beribadah secara tidak langsung menunjukkan dirinya sebagai makhluk yang mau bersujud (menyembah dan merasa rendah dihadapan sang khaliq). Oleh sebab itu selalu menyadari bahwa dirinya banyak kelasahan kepada sang Khaliq. Sehingga secara sadar, hati dan lisannya terus memohon ampunan atas semua dosa yang diperbuat.

2) Mudah minta maaf atas kesalahan yang diperbuat

Manusia selain sebagai makhluk Tuhan juga sebagai makhluk sosial. Dalam kapasitasnya sebagai makhluk sosial, tentu selalu berhubungan dengan banyak orang yang mempunyai banyak karakter. Oleh sebab itu di dalam membangun interaksi sosial, pasti tidak bisa terhindar dari kesalahan yang membuat orang lain kecewa bahkan tersinggung (marah). Kondisi demikian akan memunculkan dua ekspresi hati yaitu mau meminta maaf dan enggan (gengsi/menolak) untuk meminta maaf. Maka hati yang cerdas adalah hatinya orang-orang yang mau meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan baik itu disengaja maupun tidak.

3) Mau memaafkan atas kesalahan orang lain

Dalam kehidupan dengan orang lain, tidak sedikit kita dikecewakan, terlukai, bahkan dipermalukan. Pada umumnya, menyikapi kondisi demikian berusaha untuk membalas. Namun bagi orang yang cerdas hatinya akan memaklumi dan memaafkan. Sebab ia yakin bahwa kejahatan yang dilakukan akan kembali pada dirinya. Oleh sebab itu mau memaafkan kesalahan orang lain adalah salah satu ciri hati yang cerdas.

4) Mudah diajak menuju kebaikan 

Hati yang cerdas adalah hati yang cepat memberikan respon terhadap hal-hal yang bernilai positif dan memberikan kemaslahatan bagi diri dan sesama. Ada kecenderungan kuat, orang yang cerdas hatinya mudah untuk diajak menuju jalan kebaikan.

5) Berorientasi pada kemaslahatan diri dan orang lain

Hati yang cerdas adalah hati yang membimbing pemiliknya untuk memperoleh kemaslahatan bersama. Jadi tidak semata-mata berorientasi pada dirinya sendiri. Oleh sebab itu orang yang cerdas hatinya adalah orang yang selalu berpikir untuk kebaikan bersama.

Ramadan menjadi momen yang tepat dan efektif untuk mencerdaskan hati orang beriman. Mengapa demikian? Sebab salah satu keistimewaan bulan ramadan sebagai bulan tarbiyah (training) yaitu mengasah, melatih hati orang beriman agar menjadi cerdas. Sehingga pada saatnya bisa mengantarkan pada predikat taqwa. Hati yang diasah melalui lapar dan dahaga, larangan berbicara yang membatalkan puasa, tidak berhubungan suami istri di siang hari, adalah sarana untuk mengelola hati dan melatih hati  agar mampu membangun hablum minallah dengan baik serta hablum minannas juga baik. Sekali lagi bulan ramadan menjadi momen yang efektif untuk mewujudkan hal tersebut. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun