Satuan pendidikan dalam menjalankan visi dan misinya terikat dengan 8 standar pendidikan yaitu standar isi, standar proses, standar penilaian, standar pengelolaan, standar pembiayaan, standar sarana prasarana, standar tenaga pendidik dan kependidikan, serta standar kompetensi lulusan.Â
Berdasarkan standar tersebut, standar kompetensi lulusan (SKL) menjadi semacam tujuan yang ingin diraih setiap satuan pendidikan berdasar visi dan misinya.
Seperti diketahui bahwa capaian lulusan setiap satuan pendidikan mempunyai tiga ranah yaitu kognitif, afektif maupun keterampilan. Ketiga ranah tersebut semestinya diraih secara seimbang agar semua aspek kompetensi siswa dapat dikembangkan.Â
Ketiga ranah tersebut, dalam konteks kurikulum apapun tetap menjadi orientasi pembangunan pendidikan sejak prasekolah sampai perguruan tinggi.
Berdasar hal tersebut, maka setiap satuan pendidikan berusaha membangun budaya mutu sekolah agar dapat menghasilkan lulusan yang kreatif, inovatif, jujur, berani, bertanggungjawab, kolaboratif serta mempunyai skill yang sesuai dengan bakat dan minatnya.Â
Oleh sebab itu mewujudkan budaya mutu sekolah menjadi langkah yang fundamental bagi setiap satuan Pendidikan dari prasekolah sampai tingkat SLTA.Â
Tentu dalam membangun dan upaya mewujudkan budaya sekolah, masing-masing satuan Pendidikan mempunyai prioritas dan cara-cara yang disesuaikan dengan kondisi sekolah dan lingkungannya (baik sosial, ekonomi maupun budaya).
3 Indikator Budaya Mutu SekolahÂ
Terdapat setidaknya tiga indikator budaya mutu sekolah dikategorikan baik. Ketiganya didasarkan pada kemampuan satuan pendidikan memotret plus minus sekolahnya, peluang dan tantangan, daya dukung, dll. Biasanya menggunakan analisis SWOT.Â
Berdasarkan analisis tersebut satuan pendidikan menindaklanjuti untuk menyusun identifikasi masalah dan menyusun prioritas serta rekomendasi program penajaman visi dan misi yang disusun. Maka sekolah yang mempunyai budaya mutu baik setidaknya ditandai beberapa hal berikut:
1) Terwujudnya kegiatan siswa yang beraneka ragam
Salah satu alat ukur untuk melihat budaya mutu sekolah adalah kegiatan siswa. Kegiatan siswa mencerminkan tentang budaya mutu suatu sekolah. Makin beraneka ragam kegiatan siswa, menunjukkan budaya mutu sekolah makin baik.Â
Tentu harus diikuti implementasi program secara maksimal (bukan dilaksanakan secara asal-asalan, formalitas apalagi hanya menggugurkan kewajiban).
Varian kegiatan juga menjadi alat ukur penting adalah kegiatan siswa yang bersifat inovatif dan kreativitas suatu sekolah. Kegiatan siswa yang dilahirkan berdasar amatan yang cermat terhadap peluang membangun spirit yang kompetitif. Jadi bukan semata-mata kegiatan siswa yang biasa dilakukan pada umumnya.
Melatih siswa meneliti merupakan langkah mempersiapkan generasi muda berbudaya literasi. Kegiatan demikian merupakan investasi masa depan bagi calon generasi bangsa yang akan mempunyai inspirasi dalam dunia literasi dan meneliti.
Sepakbola menjadi salah satu olah raga favorit di tanah air. Maka sekolah tidak ada salahnya menjalankan kegiatan pembinaan sepakbola bagi siswa-siswanya. Kalau bisa mendatangkan pelatih yang berlisensi agar anak-anak sejak berlatih sudah dikenalkan cara-cara bersepakbola yang benar.
Kegiatan hunting tourist yang dirancang dan dilaksanakan mempunyai multimanfaat antara lain mengenalkan tentang warisan budaya kepada siswa sekaligus mengasah sikap nasionalisme, melatih keberanian berbicara dengan orang asing (penguasaan bahasa asing, skill berkomunikasi), serta secara khusus melatih keterampilan bahasa asing.
Untuk mewujudkan budaya mutu sekolah yang makin berkualitas, sekolah perlu terus berkreasi dan mengembangkan kearifan lokal yang relevan dengan lingkungan dan kondisi sekolah.Â
Pendek kata mewujudkan budaya mutu sekolah sebaiknya tetap berorientasi pada kemampuan riil dan kondisi lingkungan sosial, ekonomi dan budaya sekolah. Contoh, kegiatan hunting tourist yang dilaksanakan SDIT Larish Magelang, mengingat lokasi sekolah hanya berjarak 8 km dari candi Borobudur. Sehingga selain jaraknya dekat juga mudah mencari nara sumber.
2) Terwujudnya aktivitas guru yang variatif dan produktif
Indikator kedua sekolah yang mempunyai budaya mutu baik ditandai dengan aktivitas guru yang variatif dan produktif.Â
Aktivitas ini ditandai dengan aneka langkah guru dalam melahirkan karya-karya profesinya. Baik yang bersifat pemenuhan kesiapan kebutuhan mengajar (resume materi, diktat, alat pembelajaran, dll), keikutsertaan dalam kegiatan pengembangan diri dan kegiatan lain yang dapat memperkaya wawasan profesi.Â
Selain itu juga ditandai dengan kesadaran untuk melahirkan karya profesi seperti menyusun laporan penelitian Tindakan kelas apalagi buku-buku karya inovasi lainnya.
Aneka ragam kegiatan yang dilakukan guru selain yang bersifat rutinitas dapat menjadi salah satu indikator penting budaya mutu sekolah yang baik. Sebab guru merupakan pelaku perubahan kognitif, afektif dan psikomotor siswanya.
Maka ketika gurunya produktif akan menjadi pelaku perubahan yang inspiratif dan inovatif. Sebab kecenderungan guru yang konservatif dalam melayani siswanya adalah guru-guru yang tidak produktif. Maka sepak terjang guru dalam melakukan aktivitasnya adalah salah satu indikator budaya mutu sekolahnya.
3) Terwujudkan pengelolaan sekolah berbasis masyarakat
Salah satu indikator sekolah mempunyai budaya mutu yang baik ditandai dengan keberhasilan sekolah dalam mengembangkan manajemen berbasis masyarakat yaitu manajemen yang ditandai dengan terlibatnya wali siswa dan masyarakat pada umumnya secara maksimal dalam berbagai bidang yang dijalankan.
Pengelolaan sekolah berbasis masyarakat masyarakat mempunyai dua dimensi yaitu peran internal dan eksternal. Peran internal yaitu aktivitas sekolah yang diarahkan pada kepedulian terhadap lingkungan sekolah. Dimensi eksternal adalah keberhasilan sekolah dalam mengajak masyarakat berpartisipasi pada kegiatan sekolah.
Kegiatan bakti sosial dalam berbagai bentuknya (santunan fakir miskin, peduli bencana, dll) ada baiknya perlu dirancang sebagai salah satu aspek budaya mutu yang ditampilkan. Langkah ini untuk memosisikan kehadiran sekolah bermanfaat bagi masyarakat, dan dibesarkan oleh partisipasi masyarakat.
Urgensi Mewujudkan Budaya Mutu Sekolah
1) Memastikan sekolah melakukan aktivitas layanan yang berkualitas kepada siswa
Siswa menjadi sasaran layanan mutu sekolah. Ketika budaya mutu sekolah baik, maka ada kepastian bahwa sekolah memberikan layanan yang berkualitas kepada siswa. Layanan tersebut baik bersifat kuantitas maupun kualitas.Â
Makin ada kepastian layanan kepada siswa pada gilirannya akan mendorong siswa memperoleh kesempatan mengembangkan segenap potensi yang dimiliki sesuai bakat dan minatnya.
2) Memastikan sekolah melakukan aktivitas layanan secara sistemik dan terstruktur
Sekolah yang memiliki budaya mutu yang baik, salah satunya ditandai adanya layanan yang tersistem dan terstruktur. Formula demikian akan berdampak secara khusus kepada guru dalam memberikan layanan profesi kepada siswa.Â
Inovasi, kreasi dan spirit yang kompetitif akan menjadi kebutuhan guru dalam memberikan layanan kepada siswa. Makin produktif guru, maka budaya layanan pembelajaran juga makin inovatif dan kreatif.
3) Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap sekolah
Urgensi yang bersifat eksternal adalah meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap sekolah. Makin tinggi kepercayaan masyarakat, akan mendorong sekolah makin eksis di masyarakat.Â
Pada gilirannya segenap program sekolah akan mendapat dukungan maksimal dari masyarakat. Apabila langkah demikian dilakukan oleh sekolah swasta, tentu keberlangsungan sekolah akan terus terjaga.
Budaya mutu sekolah merupakan parameter kualitas layanan sekolah kepada siswa. Maka makin tinggi budaya mutu sekolah, makin berkualitas layanan kepada siswa. Secara eksternal, keberhasilan sekolah mewujudkan budaya mutunya akan memperkuat posisi tawar sekolah di tengah masyarakat.Â
Namun untuk mewujudkan hal tersebut memerlukan kepemimpinan yang visioner dan daya dukung guru yang memiliki sikap open minded, meninggalkan budaya feodalisme dan karakteristik jiwa kolonialis yang menjajah kemerdekaan orang lain yang berprestasi.Â
Pada akhirnya budaya mutu sekolah akan menjadi pilar peningkatan mutu pendidikan bangsa kita tercinta.