Guru dalam menjalankan tugasnya tidak boleh semata-mata berorientasi pada ranah kognitif. Sebab selain sudah tidak relevan dengan tuntutan kurikulum, kebutuhan kognitip hanya merupakan salah satu kebutuhan saja.Â
Dalam kenyataannya siswa dalam kehidupan sehari-hari membutuhkan keterampilan sosial yang relevan dengan lingkungan sosialnya.
Oleh sebab itu capaian pembelajaran yang dirancang semestinya juga diorientasikan pada capaian kecerdasan emosi. Apalagi tuntutan era kompetitif seperti sekarang ini kecerdasan emosi sangat diperlukan dalam menyiapkan masa depannya.
4 Keuntungan Besar Kecerdasan Emosi untuk Siswa
Ketika pembelajaran dirancang dan dilaksanakan dengan menerapkan kecerdasan emosi, maka siswa akan memperoleh keuntungan besar dalam proses tersebut. Keuntungan tersebut berkaitan erat dengan aspek-aspek mentalitasnya.Â
Keuntungan tersebut sekaligus sebagai investasi masa depan siswa ketika berada dalam kehidupan nyata baik di keluarga, dunia kerja maupun masyarakat.
Oleh sebab itu ketika kecerdasan emosi diterapkan dalam proses pembelajaran siswa setidaknya memberikan 4 keuntungan besar:
a). Sikap jujur, yaitu sikap yang didasarkan kemampuan dirinya sendiri. Mengapa demikian?
Sebab siswa dilatih agar dalam menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran dikerjakan sesuai kemampuan masing-masing.
b). Sikap disiplin, yaitu sikap menaati aturan. Sebab siswa dilatih mengawali dan menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran sesuai dengan skedul yang telah ditetapkan.
c). Ulet yaitu sikap yang tidak mudah menyerah. Sebab selama proses pembelajaran guru sudah merancang aktivitas yang harus diselesaikan oleh siswa dalam berbagai bentuk baik yang sederhana maupun yang kompleks. Langkah tersebut akan melatih siswa bersikap ulet.
d). Tanggungjawab yaitu sikap yang mau menjalankan tugas yang diberikan oleh guru. Kesadaran siswa menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran yang diberikan guru akan melatih mereka bertanggungjawab.
Empat aspek tersebut secara istilah sudah sangat populer. Namun implementasinya dalam pembelajaran sering terlupakan. Padahal empat hal di atas merupakan aspek-aspek kecerdasan emosi yang penting dimiliki oleh siswa.
Oleh sebab itu dalam merancang dan menjalankan proses pembelajaran agar selalu memperhatikan arti penting kecerdasan emosi bagi siswa.Â
Empat hal tersebut akan berhasil dimiliki siswa apabila selama proses pembelajaran, guru memberikan kesempatan dan porsi yang memadai agar keempat aspek tersebut dapat dikembangan melalui latihan demi latihan dalam proses pembelajaran.
Beberapa Langkah Meningkatkan Kecerdasan Emosi dalam Pembelajaran
Agar dalam proses pembelajaran dapat berfungsi meningkatkan kecerdasan emosi siswa, setidaknya guru perlu melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a). Merancang pembelajaran agar berjalan secara demokratis, yaitu proses pembelajaran yang memberikan kesempatan luas kepada siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyan baik sesama siswa maupun kepada guru.
Kondisi pembelajaran yang demikian akan mendorong sikap mental siswa terbuka dan berani berlatih untuk bertanya maupun menjawab.Â
Tugas guru menerima jawaban dan pertanyaan tanpa harus menimbang kualitas pertanyaan maupun jawaban. Sehingga tugas guru lebih banyak memberikan motivasi agar semua siswa berani bertanya dan berani menjawab serta siap menjalankan tugas-tugas pembelajaran yang diberikan oleh guru baik secara individual maupun berkelompok. Pada akhir pembelajaran guru memberikan ulasan secara menyeluruh tentang jawaban maupun pertanyaan siswa.
b). Merancang pembelajaran agar berjalan secara partisipatif, yaitu proses pembelajaran yang dapat melibatkan semua siswa dengan segenap keunikannya.
Pembelajaran yang partisipatif adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada semua siswa melakukan aktivitas pembelajaran.
Oleh sebab itu rancangan tugas-tugas guru harus dapat melibatkan semua siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran partsipatif akan efektif untuk mengembangkan aktivitas belajar siswa dan kreativitas siswa dalam belajar.
c). Merancang pembelajaran yang kolaboratif, yaitu proses pembelajaran yang dapat melatih siswa berinteraksi dengan teman sebaya dalam menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran yang diberikan oleh guru. Pembelajaran demikian akan melatih semangat solidaritas, kerjasama, toleransi, keberhasilan tim dan sikap empati.
Pembelajaran yang berkualitas akan menghasilkan ouput pembelajaran yang berkualitas. Output pembelajaran yang berkualitas akan ditandai makin berkembangnya aspek-aspek kognitif, afektif dan keterampilan siswa.
Karenanya, menjadi tugas semua guru agar tetap menjadikan proses pembelajaran yang dijalankan mempunyai kualitas yang terukur agar siswa mendapatkan banyak kebermanfaatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H