Mudik telah menjadi fenomena di tanah air. Kegiatan ini berkaitan erat dengan rangkaian kegiatan puasa blan ramadan yang diakhiri dengan hari raya idul fitri. Kegiatan perayaan hari kemenangan ini dijadikan momen masyarakat untuk saling meminta dan memberikan maaf. Rajutan silaturahmi sangat kental dalam perayaan ini. Oleh sebab itu mudik menjadi rajutan mimpi para perantau yang ingin direalisasikan dengan berbagai cara yang digunakan di hari fitri.
4 Aspek terkait Mudik
Fenomena mudik telah mendorong para pemerhati tidak saja  menganalisis dari sisi historis, namun berkembang pada kajian sosiologis, kultural bahkan ekonomi. Pendek kata mudik telah memunculkan respon aneka aspek kehidupan. Hal ini menunjukkan bahwa fenomena ini sudah menjadi fenomena besar di masyarakat. Maka munculnya fenomena tersebut akhirnya memunculkan tata perubahan yang terjadi di masyarakat.  Realita yang dapat dilihat terkait mudik juga bersinggungan dengan banyak hal misalnya:
a. Sarana transportasi umum
Layanan transportasi publik biasanya selalu penuh dengan pemudik. Bandara, stasiun kereta, terminal bus (setidaknya era 1990 an) selalu dipenuhi oleh pemudik. Ratusan ribu menjadi pengguna jasa layanan tersebut. Â
b. Kemacetan lalu lintas
Mudik identic dengan kemacetan lalu lintas. Tidak hanya menggunakan transportasi umum, banyak juga yang menggunakan transportasi pribadi baik motor maupun mobil. Jumlah pemudik yang memakai kendaraan pribadi jumlahnya bisa jauh lebih banyak dibading yang menggunakan transportasi public. Maka kemacetan lalu lintas menjadi hal yang tidak mungkin dihindari.
c. Geliat ekonomi
Aktiviatas mudik juga berpengaruh pada geliat ekonomi masyarakat. Setidaknya bisa dilihat pada perputaran rupiah selama aktivitas mudik dilakukan, baik untuk transportasi, akomodasi maupun pernak Pernik lain yang dibutuhkan di kampung halaman seperti baju baru, sandal baru,dll.
d. Unjuk status sosial