Padanan kata ikhlas adalah kerelaan, ketulusan atau bersih hati. Implementasi ikhlas biasanya berkaitan dengan aktivitas seseorang dalam melakukan kebaikan kepada orang lain. Namun dalam praktik kehidupan, ikhlas juga berkaitan dengan kesiapan diri menerima takdir Allah SWT baik yang kita kehendaki maupun yang tidak dikehendaki. Maka lawan kata ikhlas untuk aktivitas kebaikan berarti ada pamrih, sedang ikhlas dalam menerima takdir Allah berarti mengeluh, menggerutu atau tidak rela dalam menerima takdir Allah SWT yang tidak sesuai harapan.
Ketika orang yang berpuasa, selama berpuasa mematuhi petunjuk dan larangan, selanjutnya melengkapi dengan ibadah-ibadah sunah yang dianjurkan; termasuk salah satunya adalah itikaf, setelah `menjalankan puasa keikhlasan makin berkualitas (meningkat), ia juga makin siap hati (rela) menerima takdir Allah yang tidak ia kehendaki, maka orang tersebut selama berpuasa telah mendapatkan salah satu mutiara dalam kehidupan. Kondisi demikian dilakukan sampai ramadan-ramadan  berikutnya. Tidak bisakah orang yang demikian jika dikatakan orang yang memperoleh hikmah lailatul qadar?
c. Orang yang semakin cerdas memanfaatkan waktu
Islam sangat menekankan arti penting waktu. Sebab untung dan rugi umat Islam dalam kehidupan juga sangat ditentukan oleh sejauhmana efektif dan efesien waktu yang digunakan. Maka demi waktu, manusia sesungguhnya dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh, saling menasihat hal kebaikan, kebenaran dan kesabaran.
Oleh sebab itu seseorang yang terindikasi memperoleh hikmah malam lailatul qadar adalah orang yang cerdas dalam memanfaatkan waktu. Pada diri orang ini sudah muncul kesadaran tentang bagaimana mengelola waktu agar efektif dan efesien. Orang tersebut dalam kehidupan sehari-hari sudah bisa mengelola waktu ibadahnya, waktu untuk istirahat, waktu untuk istri/suami, waktu untuk anak, waktu untuk lingkungan sosialnya, waktu untuk pengembangan produktifitas diri, waktu untuk bekerja,dll.
Prinsipnya tidak ada waktu yang terbuang sia-sia satu menitpun. Sehingga dalam perputaran waktu yang terus berjalan, seseorang selalu mengisi waktu-waktu yang ada dengan sesuatu yang membawa maslahat baik untuk memenuhi kebutuhan ia sebagai personal, juga sosial maupun pemenuhan untuk kebutuhan spiritual. Tidakkah orang yang bisa menata waktu untuk dunia dan akhiratnya secara cerdas termasuk orang yang memperoleh hikmah lailatul qadar?
d. Orang yang makin sadar mengeluarkan Infaq dan sedekah
Islam menuntun umatnya agar menyukuri nikmat harta melalui infaq dan sadaqah. Bahkan diperintahkan dalam berinfaq baik dalam kondisi lapang maupun sempit. Perintah ini tentu tujuannya agar umat Islam tidak menjadikan hartanya sebagai sesembahan, sehingga mendorong dirinya menjadi kikir, tamak dan serakah. Perintah ini juga menjadi mengedukasi umat Islam agar tidak takabur karena hartanya. Oleh sebab itu ketika seseorang mau berinfak pada kondisi sempit (banyak kebutuhan, pas-pasan, dll) merupakan bentuk kesadaran seseorang tentang makna infaq dan sedekah bagi kualitas keimanannya.
Ketika seseorang berpuasa dengan segenap rangkaian yang diperintahkan dilaksanakan, selanjutnya setelah ramadan kualitas imannya ditingkatkan dengan kesadaran mengeluarkan infak dan sedekah, tidak bisa orang tersebut terindikasi memperoleh hikmah lailatul qadar?
e. Mampu Menahan amarah
Berpuasa selain harus dilakukan dengan lapar dan dahaga juga harus diikuti dengan reflek emosi yang bisa menahan amarah. Sebab orang yang tidak mampu menahan amarah berarti ia tidak berhasil mengendalikan emosinya. Dampak psikologis bagi seorang pemarah cenderung menyalahkan orang lain dan mempersepsi dirinya lebih baik dari orang lain.