Jiwa peduli sesama merupakan salah satu bangunan kepribadian seseorang. Seperti bangunan kepribadian yang lain, jiwa peduli juga membutuhkan proses panjang. Sekolah mempunyai peran yang strategis dalam melakukan proses tersebut. Sebab sekolah selain mempunyai sumber daya manusia yang siap juga mempunyai visi dan misi dalam membangun kepribadian siswa-siswinya.
Hal yang dapat dijadikan momen untuk mengasah jiwa peduli adalah menggunakan momen bulan ramadan. Bulan ini menjadi momen yang strategis guna mewujudkan proses pembentukan kepribadian siswa-siswi. Mengapa strategis? Sebab waktu ramadan relatif lama. Selain itu juga didukung oleh kondisi suasana ibadah puasa. Kondisi demikian sangat mendukung untuk mengasah jiwa peduli siswanya.
 4 Strategi Mengasah Jiwa Peduli Siswa di Bulan Puasa
Untuk mengasah jiwa peduli siswa dapat diterapkan beberapa strategi. Langkah atau strategi yang bisa dijalankan didasarkan pada tujuan yang sudah dirancang oleh sekolah. Berikut beberapa langkah SDIT Larish Magelang dalam mengasah jiwa peduli siswa pada bulan puasa.
1. Memasukkan Kegiatan Peduli Sesama dalam visi dan misi sekolah
Agar jiwa peduli siswa dapat tertanam di usia SD, idealnya dalam menyusun visi dan misi sekolah perlu mencantumkan hal tersebut. Sehingga sekolah dalam melaksanakan kegiatan didasarkan pada capaian visi dan misi yang sudah dituangkan. Dengan demikian kegiatan yang dilaksanakan sudah terencana sejak awal. Mengingat jiwa peduli itu penting, maka langkah pembekalan idealnya sudah dimulai sejak usia SD (bahkan bisa dimulai sejak TK). Sehingga diharapkan penanaman nilai jiwa peduli sesama dapat terinternalisasikan ketika dewasa sampai tua. Maka peran sekolah sekali lagi sangatlah penting.
2. Menyusun rencana anggaran dalam Rencana Anggaran Kegiatan Sekolah (RAKS)
Agar kegiatan tidak berjalan secara spontan, maka sebaiknya anggaran yang digunakan, dirancang dalam RAKS. Pastikan kegiatan ini dilakukan secara kontinu setiap tahun. Selanjutnya subyeknya juga semua siswa dari kelas 1 sampai kelas 6. Sehingga siswa keluar dari SD, sudah memperoleh pengalaman secara nyata di lapangan selama 6 kali. Harapanya agar jiwa peduli bisa terinternalisasi dalam diri siswa. Idealnya anak-anak usia SMP dan SMA juga melakukan kegiatan yang sama.
3. Lakukan camp ramadan (tidur di sekolah walaupun hanya sehari semalam)