Ada suasana yang berbeda jauh antara seseorang yang masih aktif berdinas dengan seseorang yang sudah purna. Perbedaan tersebut berkaitan dengan pisik, sosial maupun spiritual. Saat masih berdinas, secara pisik umumnya masih enerjik, secara sosial dapat berjejaring sosial dengan berbagai level, secara spiritual terkadang kurang fokus, akibat tugas dinas yang masih belum selesai.
Oleh sebab itu menuju purna, seseorang perlu merancang suasana bahagia yang sesuai dengan kondisi masa purna. Langkah merancang masa purna diperlukan sebagai upaya mewujudkan masa purna yang Bahagia lahir dan batinnya, jiwa dan raganya.Â
Masa purna (pensiun) adalah masa pertahanan dan penajaman aspek-aspek kehidupan yang dibutuhkan. Terdapat aspek-aspek kehidupan yang bersifat pertahanan semisal kesehatan pisik, kesehatan finansial dan sosial. Terdapat juga aspek-aspek yang perlu ditajamkan antara lain kesehatan pikiran dan spiritual. Â
Bahagia dengan 4 Sehat 5 Sempurna Masa Purna
1) Sehat pisik
Kata kunci sehat pisik adalah kemampuan seseorang dalam menjaga pola makan dan pola hidup sehat. Sehat pisik bagi seseorang menjadi hal yang penting, apalagi bagi seseorang yang sudah purna. Sehat pisik akan menjadi modal non finansial yang mempunyai dampak besar bagi terlaksananya aktivitas yang akan dijalankan. Oleh sebab itu agar kondisi sehat pisik terjaga, olah raga ringan yang sesuai dengan kebutuhan orang yang sebelum purna perlu dibiasakan. Selain itu sebelum purna juga sudah mengatur pola makan dan pola hidup sehat. Â
Sehat pisik merupakan menu sehat pertama yang dibutuhkan oleh seseorang yang sudah purna (khususnya). Sehat pisik merupakan kunci bahagia penting dalam mengisi masa purna. Bagi seseorang yang sudah purna sehat pisik lebih bersifat pertahanan. Sebab seiring usia, kodisi pisik seseorang pada masa purna sudah tidak memungkinkan melakukan kegiatan pisik yang menguras tenaga.Â
2) Sehat finansial
Sebisa mungkin pada saat purna mempunyai kesiapan finansial yang dibisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan sandang dan pangan serta kesehatan yang bersifat sederhana hendaknya dapat disiapkan sebelum purna. Sehingga pada saat purna mempunyai kesiapan finansial secara mandiri. Maka sebelum purna, perlu adanya rencana jangka panjang guna menata kesiapan finansial pada saat purna.