Mohon tunggu...
cipto lelono
cipto lelono Mohon Tunggu... Guru - Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kontekstualisasi Politik "Nabok Nyilih Tangan" yang Dilakukan Ken Angrok

4 September 2022   09:18 Diperbarui: 4 September 2022   21:28 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: historia.id/kuno

Nama Ken Angrok pernah viral dan heboh pada masa kekuasaan Tumapel yang dipimpin oleh Tunggul Ametung yang menjabat sebagai Akuwu (setingkat kepala distrik/camat). Saat itu Tumapel berada dalam kekuasaan Kediri masa pemerintahan Kertajaya (sekitar 1185-1222).

Mengapa nama Ken Angrok menjadi Viral di Tumapel? Semua itu gegara sepak terjangnya yang menginginkan pengaruh (kekuasaan) di Tumapel. Apalagi dia juga terdorong untuk memiliki istri Tunggul Ametung yang bernama Ken Dedes yang dipandang sebagai wanita luar biasa.

Dua keinginan besar itulah yang mendorong Ken Angrok memeras otak (baik bersih maupun kotor) agar cita-citanya terwujud.  Maka kala itu Ken Angrok memesan keris kepada Mpu Gandring. Namun, Mpu Gandring akhirnya dibunuh oleh Ken Angrok. Sebab waktu yang disepakati diingkari oleh Mpu Gandring. Itu argumen yang digunakan Ken Angrok.

Setelah Mpu Gandring dibunuh, Ken Angrok ingin melanjutkan ke Tumapel.  Sebelum ke Tumapel, Ken Angrok mendatangi Kebo Ijo yaitu sosok pemuda yang polos namun senang pamer. Tujuan kedatangannya adalah ingin meminjamkan keris yang barusan digunakan membunuh Mpu Gandring. Kebo Ijo senang hati kemudian bepergian di tempat-tempat strategis yang banyak berkumpul orang sambil memamerkan kerisnya. Padahal Kebo Ijo dijadikan umpan politiknya Ken Angrok.

Akhirnya Ken Angrok ingin ke Tumapel guna membunuh Tunggul Ametung. Sebelum berangkat dia menemui Kebo Ijo untuk meminjam kerisnya. Di Tumapel dia berhasil masuk ke kamar Tunggul Ametung yang sedang tertidur bersama sang istri (Ken dedes). 

Al kisah, Ken Angrok berhasil membunuh Tunggul Ametung. Ken Dedes terbangun dari tidurnya. Mengetahui peristiwa itu, ia berteriak minta tolong. Semua punggawa dan abdi dalem di Tumapel akhirnya menuju ke TKP (tempat kejadian perkara). Namun, Ken Angrok bisa melepaskan diri dari penjagaan ketat para prajurit di Tumapel.

Setelah Ken Angrok berhasil membunuh Tunggul Ametung, dia memutar otak agar rakyat Tumapel tidak menuduh dia sebagai pelakunya.  Akhirnya dia berhasil menemukan ide agar dia bisa selamat dari jerat tersangka.  Adapun caranya adalah menyebarkan berita bahwa pembunuh Tunggul Ametung adalah Kebo Ijo. Masyarakat dan prajurit membenarkan, sebab keris itu pernah dipamer-pamerkan sebelum peristiwa pembunuhan itu terjadi.  Akhirnya Kebo Ijo dijadikan calon tersangka kuat atas meninggalnya Tunggul Ametung. Saat itulah keberadaan Kebo Ijo dicari oleh para prajurit Tumapel.

Ken Angrok (sang sutradara) mengambil langkah lebih cepat. Ken Angrok mendatangi rumah Kebo Ijo untuk membunuh Kebo Ijo dengan kerisnya. Tujuanya agar dapat menghilangkan jejak.  Bagi Ken Angrok kematian Kebo Ijo diasumsikan mendapat keuntungan ganda:

1) Pemerintahan Tumapel akan menganggap Ken Angrok sebagai pahlawan. Sebab Ken Angrok berhasil membunuh musuh Tumapel (Kebo Ijo).

2) Tumapel tidak akan mengetahui pelaku pembunuh Mpu Gandring dan Tunggul Ametung adalah dirinya. Sebab Kebo Ijo yang dijadikan perangkap sudah dibunuh. Dengan dibunuhnya Kebo Ijo, masyarakat Tumapel, secara khusus para penegak hukum Tumapel,  akan kehilangan jejak untuk mengurai kematian Mpu Gandring dan Tunggul Ametung.

3) Cita-cita berkuasa di Tumapel sudah tidak ada lagi yang menghalangi

4) Cita-citanya menjadi istri Ken Dedes tidak ada lagi yang menghalangi

Saat itu, walaupun Kebo Ijo sudah meninggal, masyarakat masih memberikan label dia adalah pembunuh. Padahal pembunuh sebenarnya adalah Ken Angrok. Kebo Ijo adalah korban politik "Nabok Nyilih Tangan" yang dimainkan oleh Ken Angrok. 

Dalam konteks Jawa kata "nabok" berarti memukul. "nyilih" berarti meminjam. Maka "nabok nyilih tangan" adalah menyingkirkan orang lain yang dianggap sebagai penghalang dengan cara menggunakan peran orang lain.

Apa yang merarik dari peribahasa ini? Jawabnya adalah implementasinya masih relevan dengan kondisi sekarang. Walaupun cara ini digunakan Ken Angrok abad 13, namun di era sekarang cara ini juga dijadikan opsi yang dianggap sebagai cara praktis untuk menyingkirkan para penghalangnya, walaupun keji dan kejam. Mari kita belajar dari nasihat luhur ini. 

(Keterangan: materi dikembangan dari cerita Pararaton

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun