3) Cita-cita berkuasa di Tumapel sudah tidak ada lagi yang menghalangi
4) Cita-citanya menjadi istri Ken Dedes tidak ada lagi yang menghalangi
Saat itu, walaupun Kebo Ijo sudah meninggal, masyarakat masih memberikan label dia adalah pembunuh. Padahal pembunuh sebenarnya adalah Ken Angrok. Kebo Ijo adalah korban politik "Nabok Nyilih Tangan" yang dimainkan oleh Ken Angrok.Â
Dalam konteks Jawa kata "nabok" berarti memukul. "nyilih" berarti meminjam. Maka "nabok nyilih tangan" adalah menyingkirkan orang lain yang dianggap sebagai penghalang dengan cara menggunakan peran orang lain.
Apa yang merarik dari peribahasa ini? Jawabnya adalah implementasinya masih relevan dengan kondisi sekarang. Walaupun cara ini digunakan Ken Angrok abad 13, namun di era sekarang cara ini juga dijadikan opsi yang dianggap sebagai cara praktis untuk menyingkirkan para penghalangnya, walaupun keji dan kejam. Mari kita belajar dari nasihat luhur ini.Â
(Keterangan: materi dikembangan dari cerita Pararaton
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H