Tahap inilah yang menyita waktu dan pikiran. Terasa berat sekali untuk menuliskan isi. Bertanya kepada para seniorku yang aku anggap mampu, khususnya mas Eko dan mas Ikhsan. Tanpa rasa malu aku sering menanyakan kepada beliau berdua.
Pada tahap ini tidak sedikit peserta yang sudah mulai berguguran. Secara manusia, aku juga maklum betapa beratnya menjalani proses ini. Sehingga wajar apabila banyak yang berhenti di tengah jalan. Namun aku mencoba membangun semangat agar bisa merampungkan tahap ini sejadi-jadinya.
Demi mewujudkan agar proses ini selesai, dua malam berturut-turut (malam tanggal 12 dan 13 Januari) aku mengerjakan dari jam 11 malam sampai subuh aku mencoba mewujudkan tahapan ini. Ketepatan tempat pelatihan dekat dengan masjid. Maka habis shalat Isya aku tidur. Jam 11 bangun untuk mengerjakan tugas menulis di masjid.
Alhamdulillah tanggal 13 Januari pagi, draf naskah buku sudah jadi dengan jumlah halaman pokok 60 halaman. Plong, rasanya. Pokoknya pagi itu aku merasa gembira sekali. Saat itu aku sudah bisa merasakan minum teh hangat, bisa merasakan rasa dan aroma teh. Lega...!
Setelah draf selesai, aku kirimkan kepada editor yang ditunjuk. Tahap berikutnya menunggu hasil edit yang akan dikirim sekitar tiga hari.
4. Merevisi dan menulis naskah yang dikirim oleh editor
Dua sampai tiga hari setelah peserta di rumah, akan menerima naskah yang diedit oleh mas Yudi selaku editor bukuku. Jadi proses buku masih berlanjut. Banyak sekali catatan editor yang harus aku tulis ulang. Ternyata juga butuh waktu dan sikap sabar untuk menyelesaikan.
Kala itu aku juga sering berkonsultasi dengan editor. Dengan sabar mas Yudi memberikan layanan yang baik dan sopan. Pendek kata, setelah melalui beberapa kali editing, naskah buku siap dikirim ke percetakan. Tahap berikutnya, menunggu pengiriman buku.
Di tengah proses aku menjalani tahapan karantina, sempat berbincang dalam hati; betapa indahnya kegiatan seperti ini aku lakukan pada saat aku masih berusia muda. Ide, imajinasi, daya tanggap terhadap penjelasan; tentu lebih mudah dan tentunya karyanya akan lebih berbobot. Ikut karantina menulis kok sudah berumur 55 tahun! Namun semua sudah berlalu.
Tahun 2018 aku menjadi penulis buku ber ISBN dengan judul: Siapa Bilang Menulis PTK Itu Sulit? Tahun 2019 buku kedua dengan judul: Muhasabah Profesi.