Maka momen silaturahmi melalui halal bil halal dapat digunakan untuk saling mengenalkan semua anggota kelaurga baik anak, menantu, cucu dll.
5) Mempertahankan marwah keluarga
Setiap keluarga mempunyai harga diri (marwah) keluarga yang menjadi status yang dimiliki. Sehingga setiap keluarga akan berjuang mempertahankan status keluarga sebagai marwahnya. Momen silaturami dapat menjadi sarana menyosialisasikan status keluarganya agar semua anggota keluarga mengetahui asal usul garis keturunannya. Pendek kata dalam silaturahmi keluarga terdapat nilai utama untuk mewariskan status keluarga. Perkawinan "endogami" (perkawinan laki perempuan yang berasal dalam satu bani/trah) merupakan salah satu upaya mempertahankan marwah keluarga.
6) Melanjutkan keyakinan orang tua
Fungsi lembaga keluarga menurut E.Durkeim antara lain: afeksi (kasih sayang), ekonomi (memenuhi sandang, pangan, papan), reproduksi (melanjutka keturunan), proteksi (melindungi dari mara bahaya) dan fungsi sosialisasi (mewariskan nilai, norma dan keyakinan keluarga).
Berdasar fungsi tersebut maka salah satu fungsi keluarga adalah melanjutkan keyakinan (agama) yang dianut generasi sebelumnya. Maka silaturahmi juga penting menanamkan nilai-nilai agama kepada semua anggota keluarga besarnya. Sehingga melalui silaturahmi secara tidak langsung terjadi proses sosialisasi ajatan agama yang diyakini cikal bakal keluarga.Â
7) Membebaskan seluruh anggota keluarga dari siksa api neraka
Bagi kita yang beragama Islam, ada ayat Al Qur'an yang bisa dijadikan sandaran tentang tujuan dibentuknya keluarga yaitu terbebebasnya diri dan keluarga dari siksa api neraka. Maka Silaturahmi keluarga besar hendaknya tidak meninggalkan visi utama keluarga besar yang terbangun yaitu terbebasnya semua anggota keluarga dari siksa api neraka. Nilai ini merupakan nilai yang bersifat final (tidak bisa ditawar-tawar).
Paparan di atas merupakan refleksi munculnya fenomena silaturahmi keluarga besar (bani/trah) yang terus berkembang di masyarakat. Refleksi tersebut sebagai bagian dari kesadaran kita agar silaturahmi keluarga tidak dkjadikan sebagai ajang "pamer pamor" dan "adu gengsi" antar keluarga. Jika yang terjadi demikian, maka silaturahmi kelurarga telah bergeser menjadi pertarungan gengsi sosial-ekonomi antar keluarga. Semoga bermarnfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H