Muhasabah profesi sangat ideal dilakukan pada bulan Ramadhan. Sehingga guru dapat memperoleh double pahala yaitu pahala hubungan vertikalnya yang makin berkualitas, bersamaan dengan itu guru juga dapat menjalin hubungan dengan peserta didiknya juga berkaulitas.Â
Hal ini merupakan "efek kejut" yang bisa diberikan guru kepada peserta didik pasca guru menjalankan puasa Ramadhan.
2) Mengubah mindset menuju layanan yang lebih berkualitas
Guru adalah manusia, sehingga guru selain mempunyai kelebihan juga mempunyai kelemahan. Salah satu kelemahan adalah menata mindset. Kelemahan mindset bagi guru sangat berpengaruh kepada peserta didiknya. Sebab guru yang mempunyai mindset dinamis tentu berbeda dengan guru yang mempunyai mindsit statis.
Mindset guru yang dinamis akan mendorong guru terus berusaha agar peserta didik mengembangkan pikiran kreatifnya, daya nalar kritisnya. Guru bersikap terbuka terhadap masukan dan kritik peserta didiknya maupun teman sejawatnya.Â
Sedangkan guru yang mempunyai mindset statis, ia hanya menjalankan tugasnya apa adanya. Ia kurang berminat mengembangkan profesinya dengan berbagai langkah yang semestinya. Biasanya guru yang mempunyai mindset statis cenderung sulit menerima masukan maupun kritik, apalagi dari peserta didiknya.
Mindset guru yang demikian, menurut hemat penulis juga bisa mengalirkan dosa profesi kepada peserta didik. Sebab akibat mindsetnya yang statis, ia tidak bisa mengembangkan potensi ideal yang ia miliki. Akibatnya peserta didik mendapatkan layanan yang tidak maksimal. Ramadhan menjadi sarana ideal melakukan muhasabah profesi.
Maka, pasca Ramadhan ketika guru mampu mengubah mindset yang statis menuju dinamis, akan memberikan "efek kejut" yang luar biasa kepada peserta didik. Sebab pasca Ramadhan mereka memperoleh layanan yang lebih baik dan dinamis.
Paparan tersebut adalah refleksi penulis dalam memahami arti penting bulan suci Ramadhan bagi peningkatan kualitas profesi yang dapat diimplementasi pasca Ramadhan, secara khusus dalam mengisi spirit bulan Syawal sebagai bulan peningkatan.
Paparan tersebut juga menjadi bahan evaluasi diri bagi penulis yang juga menjadi guru, tentu juga bisa sebagai renungan dan ajakan kepada sesama profesi melakukan muhabah profesi agar terjadi "efek kejut" terhadap peserta didik kita. Semoga peserta didik kita bisa menjadi jalan surga kita. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H