Guru menyadari bahwa profesinya adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan baik di dunia maupun di akhirat. Di dunia dalam bentuk kualitas layanannya terhadap peserta didik. Di akhirat diprtanggungjawabkan kepada Sang Pemberi Amanah (Allah SWT). Pertanggungjawaban di akhirat berupa kualitas layanan yang disandarkan pada keikhlasan untuk menggapai ridlo sang Khaliq. Maka profesi guru dijadikan sebagai sarana ibadah dan jalan dakwah mencerahkan hati dan akal peserta didiknya.
Mampukah guru mewujudkan mimpi seperti seorang Sufi?
Seorang sufi adalah manusia. Dia berhasil menggapai tahta spiritual melalui proses panjang yang dilakukan secara sadar. Etape demi etape dilalui dengan konstruksi kesadaran baik inderawi maupun spiritualitas. Proses panjang tersebut akhirnya menghantarkan keberhasilan membuka hijab jiwa dalam membangun interaksi dengan sang Khaliq.
Dalam perjalanan panjangnya akhirnya berhasil menjadi seorang sufi. Guru juga manusia yang juga menempuh jalan panjang menghabiskan waktu pengabdianya. Mengapa tidak mampu?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H