Mohon tunggu...
cipto lelono
cipto lelono Mohon Tunggu... Guru - Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam PTM Terbatas Menggunakan Tabel Pendalaman Materi

6 Februari 2022   06:09 Diperbarui: 6 Februari 2022   19:35 1285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Proses pembelajaran masih belum berjalan sebagaimana mestinya. Pelaksanaan pembelajaran di berbagai daerah masih bervariasi. Ada yang sudah menerapkan Pembelajaran Tatap Muka penuh, namun sebagian besar masih menerapkan PTM terbatas.

Menyikapi kondisi demikian guru dituntut mampu mengidentifikasi layanan pembelajaran yang tetap berorientasi pada pembelajaran yang mengasah kemampuan berpikir kritis siswa. Sebab hal tersebut merupakan aspek penting dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang berorientasi HOTs.

Mengapa guru perlu melatih berpikir kritis? Sebab secara fungsional berpikir kritis dapat melatih siswa berpikir cermat, kreatif juga menantang siswa mampu memecahkan masalah secara integratif. Selain itu berpikir kritis juga merupakan tuntutan Kurikulum yang harus diwujudkan guru dalam menjalankan layanan pembelajaran.

Tuntutan ideal tersebut sekaligus menuntut guru agar kreatif dan cermat  dalam memilih alat bantu pembelajaran (instrumen pembelajaran). Langkah tersebut dibutuhkan selain untuk mempermudah siswa  mengembangkan berpikir kritis juga dapat digunakan sebagai upaya guru membantu siswa berpikir secara sistematis. Secara khusus dalam proses pembelajaran yang masih menerapkan PTM terbatas.

Pelaksanaan PTM terbatas selain menjadi obat rindu guru terhadap siswanya dalam memberikan layanan pembelajaran secara langsung, namun realitanya juga menuntut guru agar secara maksimal  memberikan layanan pembelajaran yang bisa dirasakan oleh semua siswa. Seperti diketahui bahwa PTM terbatas dalam implementasinya hanya separoh kelas siswa yang dapat mengikuti PTM, selebihnya harus mengikuti pembelajaran di rumah dalam waktu bersamaan.

Kondisi demikian tentu menuntut guru selain cermat mengidentifikasi dan memetakan materi yang akan dibahas, juga menuntut guru mengidentifikasi alat bantu pembelajaran yang  relevan dengan kondisi riil yang dihadapi dalam PTM terbatas. Sehingga penerapan alat bantu pembelajaran dapat berfungsi secara maksimal dalam mencapai tujuan pembelajaran yang dirancang oleh guru.

Salah satu upaya guru dalam menyikapi kondisi tersebut adalah membuat tabel pendalaman materi. Instrumen tersebut dapat digunakan guru dalam menerapkan proses pembelajaran yang berorientasi HOTs khususnya kemampuan berpikir kritis. Mengingat instrumen tersebut berupa tabel pendalaman materi, maka guru harus secara cermat dan detail dalam menyusun aspek-aspek materi yang harus didalami oleh siswa.

Dilansir dari (penelitianilmiah.com) tabel adalah sajian data yang berupa angka-angka yang disajikan dalam bentuk baris dan kolom yang diklasifikasikan secara sistematis menurut kesatuan tertentu. Selanjutnya dari sumber (wikipedia.org) tabel merupakan susunan data dalam baris dan kolom atau mungkin dalam struktur yang lebih kompleks.

Oleh sebab itu tabel adalah alat bantu visual yang dapat dimanfaatkan untuk menjelaskan, mendalami suatu fakta, data maupun informasi secara singkat, jelas dan sistematis. Maka tabel juga apat ddigunakan oleh guru sebagai alat bantu pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan berpikir siswa.

Fungsi dan Tujuan Tabel

Tabel mempunyai sejumlah fungsi dalam penggunaannya, diantara-Nya yaitu memberikan kemudahan kepada pembaca tentang isi dan paparan data dan fakta. Adapun tujuannya antara lain: memberikan banyak informasi secara ringkas, memudahkan pembaca dalam memahami bacaan, menjelaskan suatu fakta, menjelaskan informasi, menyajikan data secara singkat, jelas, dan lebih menarik dibandingkan hanya berupa kata-kata. (sumber: penelitianilmiah.coml).

Sumber: rijal09.com
Sumber: rijal09.com

Maka dapat diketahui bahwa tabel adalah alat bantu visual yang berfungsi untuk menjelaskan suatu fakta atau informasi secara singkat, jelas, dan lebih menarik daripada hanya disajikan secara naratif atau menggunakan kata-kata. Sajian informasi yang menggunakan tabel lebih mudah dibaca dan dipahami inti sarinya.

Berdasar hal tersebut guru dapat menggunakan tabel sebagai alat bantu pembelajaran dalam melaksanakan proses pembelajaran yang bertujuan mengembangkan berpikir kritis siswa.. Mengapa? Sebab melalui tabel tersebut guru memberikan kail kepada siswa untuk mendalami materi yang disajikan guru di tabel. Selain itu melalui tabel tersebut siswa dapat dilatih berpikir sistematis (terstruktur), menganalisis secara singkat serta dapat membantu  menemukan solusi secara substansial.

Langkah-langkah Penggunaan Tabel dalam Pembelajaran

Penggunaan tabel dalam pembelajaran tentu menyatu dengan penerapan rancangan pembelajaran yang disusun oleh guru. Tabel pendalaman materi yang dijadikan sebagai alat bantu/instrumen pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran yang sudah dirancang oleh guru. Maka dalam penyusunannya guru perlu memperhatikan hal-hal berikut:

  1. Menyusun komponen-komponen tabel yang dipandang penting untuk dituliskan di dalam tabel. Misalnya: nomor, materi, aspek pendalaman materi, keterangan). Langkah ini sebagai upaya membantu mempermudah siswa dalam memfokuskan perhatiannya terhadap materi yang akan didalami. Ketepatan memilih komponen-komponen tersebut akan memudahkan siswa dalam mendalami  materi.
  2. Menuliskan materi yang dianggap esensial yang dirancang guru untuk didalami oleh siswa. Materi esensial adalah materi yang dianggap penting oleh guru yang diharapkan dapat dipahami oleh siswa. Oleh sebab itu langkah mengidentifikasi materi esensial yang perlu ditabelkan menjadi penting dilakukan oleh guru.
  3. Menayangkan tabel pendalaman materi yang harus dikerjakan baik yang ikut PTM maupun yang di rumah untuk diisi sesuai instruksi yang diberikan oleh guru. Mengingat terbatasnya waktu, apabila tidak selesai pada hari tersebut hasil pendalaman materi dapat dikumpulkan pada hari yang lain.
  4. Membagikan resume materi. Langkah ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan awal tentang materi yang akan didalami oleh siswa.

      Keterangan: tabel dimaksud secara empiris cocok digunakan untuk materi Sosiologi, Sejarah maupun Pendidikan Agama Islam siswa jenjang SMA.

Kondisi pandemi yang belum jelas, akhirnya menuntut guru melakukan inovasi dan kreasi yang dapat membantu siswa mengembangkan daya nalar maupun kemapanan mentalitasnya. 

Dengan kata lain dalam kondisi apapun guru tidak boleh lelah dan putus asa dalam memberikan layanan pembelajaran dengan sentuhan inovasi dan kreativitas. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun