Orang tua ketika sudah "lansia", keberadaannya telah menjadi fenomena di tengah masyarakat. Setiap lansia di tengah keluarganya menorehkan sejarah panjang. Sejarah paling berharga adalah kasih sayang yang tulus dan perjuangannya selama 24 jam terhadap anak-anak yang menjadi bagian dari kehidupannya. Siang-malam, pagi-sore terus berjuang untuk kebahagian semua anak-anaknya kini dan hari esoknya. Pendek kata jasanya tak terhitung jumlahnya.
Segenap harta yang dimiliki (baik jiwa raga maupun materi) secara ikhlas "diwakafkan" kepada semua anak-anaknya demi sukses yang diharapkan. Tak ada harapan yang diinginkan kecuali rasa hormat dan lantunan doa pengampunan atas dosa-dosanya ketika sudah meninggal dunia.
Menjadi "lansia" adalah takdir bagi setiap manusia yang dianugerahi umur panjang. Takdir tersebut mengharuskan keluarganya (khususnya anak-anaknya) tulus-ikhlas merawatnya.Â
Sehingga sisa-sisa hidupnya dapat dilalui dengan nyaman dan senang hati sampai menghadap sang Illahi robbi. Â Â
Fenomena menitipkan orang tua di Panti Jompo
Di sebagian keluarga ada yang menjadikan Panti Jompo sebagai langkah opsional bagi orang tuanya. Alasan yang mengemuka Setidaknya agar orang tua berada dalam komunitas sesama lansia.Â
Sehingga orang tua diharapkan bisa menikmati hari tuanya dengan nyaman. Di lain pihak sang anak tetap bisa menjalankan tugas kedinasan atau kesibukan yang menjadi tanggungjawabnya.
Apakah alasan tersebut salah? Tentu tidak. Sebab selain masuk akal juga merupakan jalan tengah bagi anak untuk bisa tetap menjalankan tugas kedinasan atau kesibukan yang menjadi tanggungjawabnya. Namun hal yang perlu dingat bahwa semua pengasuh yang ada di Panti Jompo adalah orang lain yang hanya menjalankan tugas pengabdianya sebagai pengasuh.
Pertanyaannya, apakah pengasuh akan mampu memberikan pemenuhan jiwa dan raga semua lansia yang diasuh? Hemat saya, yang paling memungkinkan adalah pemenuhan kebutuhan jasmani (makan minum).Â
Untuk pemenuhan kebutuhan kejiwaan, ruhiyah akan mengalami banyak kendala. Hal yang paling rumit adalah pendampingan kejiwaan, ruhiyah para lansia.Â