Mohon tunggu...
cipto lelono
cipto lelono Mohon Tunggu... Guru - Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Jejak Atletku Pernah Ada di Panahan

13 Agustus 2021   10:10 Diperbarui: 13 Agustus 2021   10:13 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber:https://regional.kompas.com

Menjadi atlet ada banyak yang melatarbelakangi. Ada yang karena hobi, bakat, coba-coba maupun sekedar mengisi waktu. Saya termasuk latar belakang untuk mengisi waktu. Sebab anak istri di Magelang, saya menjalankan tugas sebagai guru di SMAN 1 Tunjungan Blora (alih fungsi SPG).

Yang jelas, menjadi atlet banyak dinamikanya. Suka duka, bangga, tegang, cemas merupakan perasaan yang menyertai setiap pertandingan yang diikuti. Suasana demikian juga saya rasakan pada saat menjadi ketika bertanding.

Atlet apa? Atlet panahan. Olah raga ini sebenarnya asing di telinga saya. Tapi jiwa saya sepertinya dengan hal-hal yang asing ingin mencoba menggelutinya. Olah raga ini melengkapi kesenagan saya dalam dunia olah raga. Aneka olah raga di desa seperti sepak bola, volley, bulu tangkis, tenis meja, renang semua saya ikuti. Namun semuanya tidak pernah dilatih oleh pelatih khusus. Pelatihnya adalah teman-teman ketika bermain, kemudian saya menirukan gerakannya.

Pelatihan Menjadi Atlet Panahan

Di olah raga Panahan saya dan teman-teman harus mengikuti sesi latihan yang formal beberapa pekan. Selain mengasah disiplin dan tanggung jawab sebagai atlet, saya harus mengikuti sesi latihan cara memanah agar tepat sasaran.

Cara memegang busur,  anak panah yang benar, olah napas menjadi sesi latihan yang diajarkan terlebih dahulu. Setelah para atlet benar dalam simulasi tersebut, ada sesi olah perasaan yang menjadi modal besar dalam memanah tepat sasaran. Sesi inilah tidak semua atlet bisa menyelesaikan sampai akhir. Dengan berbagai sebab banyak atlet yang tidak bisa melanjutkan pelatihan sebagai atlet panahan.

Pelatihan olah perasaan dimulai dengan pelatihan menutup mata dan melihat obyek yang akan dipanah. Pada sesi ini semua atlet diminta memejamkan mata beberapa saat kemudian diminta membuka mata untuk melihat obyek. Sesi ini masih bisa diikuti oleh semua atlet.

Sesi berikutnya, berjalan 10 m dengan mata ditutup menuju obyek yang akan di panah. Setelah itu jarak 20 m dan 30 m. Pada jarak 10 m masih banyak yang berhasil (tidak tersesat). Namun mulai jarak 20 m apalagi 30 m sudah banyak atlet yang tersesat jauh dari obyek yang dipanah. Ya seperti lomba pecah air pada acara memeperingati hari kemerdekaan.

Sesi terakhir adalah memanah ke obyek dengan mata tertutup dari jarak 10 m, 20 m dan 30 m. Inilah sesi yang paling menentukan sebagai atlet panahan. Apabila atlet mampu memperoleh skor tinggi, maka olah rasanya dianggap berhasil. Apabila skornya sedang berarti olah rasa juga sedang-sedang saja. Apalagi skornya rendah, maka olah rasanya dikatakan gagal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun