Mohon tunggu...
cipto lelono
cipto lelono Mohon Tunggu... Guru - Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pembelajaran Daring, Bagaimana Guru Tetap Bisa Melakukan Penilaian Sikap yang Transparan dan Akuntabel?

17 Juli 2021   07:19 Diperbarui: 22 Juli 2021   19:08 3420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penilaian sikap itu bersifat kategoris. Penilaian sikap mempunyai aspek yang kompleks. Maka memerlukan langkah-langkah dan instrumen yang dapat dijadikan pegangan dalam memberikan nilai sikap terhadap peserta didik. Semua itu dilakukan agar guru dalam memberikan nilai sikap pada peserta didik tidak jauh dari kondisi riilnya.

Mengingat penilaian sikap merupakan bagian integral dalam proses penilaian yang harus dilakukan oleh guru, maka dalam kondisi apapun guru dituntut memberikan penilaian. Secara khusus dalam pembelajaran daring, guru juga dituntut melakukan peilaian sikap, di tengah problematika yang dihadapi dalam pembelajaran daring.

Maka pembelajaran daring tidak hanya menuntut guru cerdas dalam melakukan rekayasa kurikulum, namun guru dituntut cerdas melakukan cara memberikan nilai kepada peserta didik, khususnya nilai sikap. Sebab pemberian nilai sikap guru kepada peserta didik, merupakan pengakuan guru terhadap sikap/perilaku peserta didik selama mengikuti pembelajaran.

Lalu, langkah apa saja yang perlu dilakukan agar tetap bisa melakukan penilaian sikap di tengah banyaknya masalah dalam pembelajaran daring yang terus dihadapi guru? Secara teoritis dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Pahami konsep penilaian sikap

Penilaian sikap mengacu pada dua sikap:

  • Sikap spiritual mengacu pada Kompetensi Inti-1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
  • Sikap sosial mengacu pada Kompetensi Inti-2: menghargai dan menghayatiperilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

 Secara teknis-proseduran penilaian sikap dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran yang dirancang dari KD yang          berasal dari KI-3 dan KI-4 yang berpasangan.

sumber: infobanknews.com
sumber: infobanknews.com

2. Pahami instrumen-instrumen penilaian sikap dan fungsinya

Memahami aneka instrumen penilaian sikap sangat dibutuhkan oleh guru. Sebab instrumen tersebut akan membantu guru dalam melakukan penilaian sikap. Termasuk dalam pembelajaran daring.

Ada beberapa instrumen yang dapat digunakan dalam penilaian sikap:

a). Lembar observasi yaitu lembar yang berisi aspek-aspek sikap peserta didik yang perlu diamati selama proses pembelajaran. Lembar observasi digunakan oleh guru dalam setiap proses pembelajaran. Lembar observasi berfungsi memberikan data tentang sikap peserta didik selama mengikuti kegiatan pembelajaran.

b). Lembar penilaian diri sendiri yaitu lembar yang berisi tentang aspek-aspek sikap yang dibuat guru untuk diisi oleh peserta didik. Lembar penilaian ini juga bisa digunakan oleh guru dalam memeroleh aspek-aspek sikap dari peserta didik. Lembar ini berfungsi sebagai masukan guru tentang sikap peserta didik berdasar penilaian peserta didik sendiri.

c). Lembar penilaian antar teman yaitu lembar yang berisi aspek-aspek sikap yang dibuat guru untuk memperoleh gambaran sikap peserta didik yang diperoleh  dari teman-temannya.

d). Jurnal yaitu kumpulan aspek-aspek sikap peserta didik dalam 1 semester berdasar amatan guru, wali kelas, guru BK. Jurnal berfungsi untuk memberikan perbaikan atas perilaku peserta didik yang belum sesuai dengan kaidah sikap yang semestinya. Selain itu memberikan penghargaan kepada peserta didik yang mempunyai perilaku menonjol baik

3. Lakukan identifikasi Aspek-aspek sikap yang bisa dinilai selama pembelajaran daring

Mengingat banyaknya aspek penilaian sikap, maka guru sebaiknya menyusun identifikasi aspek-aspek sikap yang memungkinkan dapat dinilai dalam pembelajaran daring. Misalnya sikap spiritual meliputi : berdoa, menjawab salam, beribadah sesuai agama. Sikap sosial misalnya : disiplin, tanggungjawab, keaktifan.

Tentu langkah-langkah di atas lebih bersifat teoritis. Tetapi dalam kondisi darurat seperti dalam pembelajaran daring guru dapat melakukan langkah praktis sebagai berikut:

a). Membuat Lembar Observasi yang memuat aspek Sikap Spiritual dan Sosial yang disesuaikan dengan kondisi daring

Aspek-aspek sikap spiritual meliputi ketakwaan, peribadatan, toleransi, dll. Sedangkan sikap sosial antara lain tanggung jawab, percaya diri, gotong royong, peduli lingkungan, santun, disiplin, keaktifan, kejujuran, dll.

Dalam pembelajaran daring guru dapat mengambil aspek sikap spiritual yang memungkinkan diamati, misalnya: salam dan doa. Untuk sikap sosial bisa diambil antara lain: keaktifan, disiplin, tanggungjawab dan kejujuran. Beberapa aspek tersebut secara riil dapat diamati dlam proses pembelajaran daring.

Berikut contoh Lembar Observasi.

sumber: dokumentasi pribadi
sumber: dokumentasi pribadi

b). Membuat rekapitulasi hasil amatan yang diperoleh dari Lembar Observasi pada akhir semester

Rekapitulasi hasil observasi ini penting untuk memperoleh nilai sikap secara keseluruhan dari pertemua 1 sampai akhir semester. Sehingga apabila dalam 1 semester melakukan 10 kali pembelajaran daring, maka guru harus menyiapkan 10 lembar observasi. Hasil rekapitulasi akhirnya dijadikan nilai sikap untuk materi pelajaran yang diampu guru.

Contoh Lembar Rekapitulasi:

sumber: dokumentasi pribadi
sumber: dokumentasi pribadi

c). Fasilitasi yaitu memanggil peserta didik beserta orang tua ke sekolah.

Langkah fasilitasi dilakukan untuk peserta didik yang nilai sikapnya C atau D. Langkah ini dilakukan agar ada proses pembinaan bagi peserta didik, bagi orang tua sekaligus sebagai bukti transparasi dan akuntabilitas sekolah.

Ke tiga langkah tersebut, di tengah kekurangan yang tentu masih ada, namun guru sebagai profesi dapat menyajikan bentuk penilaian yang tranparatif dan akuntabel. Transparatif, karena dapat dibaca oleh siapa saja yang berkepentingan. Akuntabel, karena guru dapat menunjukkan data-data yang ada secara periodik. Semoga bermanfaat! 

Referensi:

  • Buku Pedoman Penilaian Berorientasi HOTs. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018
  • Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun