Mohon tunggu...
Cipta Wardaya
Cipta Wardaya Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Indonesia itu indah.. Indonesia itu hebat.. Indonesia itu keren.. Banggalah menjadi jati diri Indonesia, kawan\r\n!\r\nwww.soulofcipta.blogspot.com \r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Urgensi Reintegrasi Bangsa, Menuju Indonesia Bersatu dan Beradab!

2 November 2012   01:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:06 1355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Pada akhir-akhir ini semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia kerap kali diuji dengan sejumlah peristiwa yang menjurus ke arah disintegrasi bangsa. Mulai dri tawuran antarkelompok, anarkhisme massa, terorisme dan radikalisme, kerusuhan berdarah, gerakan separatis, fanatisme kedaerahan, dan seterusnya. Bahkan yang belum lama ini terjadi yaitu tawuran warga antarkelompok di wilayah Lampung Selatan yang berujung pada kematian beberapa orang warga.

Ironis sekali memang, ketika mengaku bertumpah darah yang satu tanah air Indonesia, namun perilakunya justru mencerminkan yang sebaliknya. Bila kita sejenak mengingat dan mencermati kembali kerusuhan-kerusuhan yang terjadi di masyarakat Indonesia selama ini, bisa ditarik hipotesis sementara bahwa adanya gejala-gejala yang mengarah kepada disintegrasi bangsa. Dalam ilmu Sosiologi, disintegrasi adalah suatu keadaan dimana tidak ada keserasian pada bagian-bagian dari suatu kesatuan/organisasi. Dalam pandangan yang lain, disintegrasi dapat dirumuskan sebagai suatu proses memudarnya norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat akibat perubahan-perubahan yang yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan.

Disintegrasi dalam masyarakat Indonesia ditandai oleh beberapa gejala, yang antara lain:

`Tidak adanya persamaan pandangan (persepsi) antara anggota masyarakat mengenai tujuan yang semula dijadikan patokan oleh masing-masing anggota masyarakat.

`Perilaku para warga masyarakat cenderung melawan/melanggar nilai-nilai dan norma-norma yang telah disepakati bersama.

`Kerap kali terjadi pertentangan antara norma-norma yang ada di dalam masyarakat.

`Nilai-nilai dan norma-norma yang ada di masyarakat tidak lagi difungsikan dengan baik dan maksimal sebagaimana mestinya.

`Tidak adanya konsistensi dan komitmen bersama terhadap pelaksanaan sanksi bagi mereka yang melanggar norma-norma yang ada di masyarakat.

`Kerap kali terjadinya proses-proses sosial di masyarakat yang bersifat disosiatif, seperti persaingan tidak sehat, saling fitnah, saling hasut, pertentangan antarindividu maupun kelompok, perang urat syaraf, dan seterusnya.

Bagaimanapun dan apapun alasannya, perilaku-perilaku warga masyarakat yang mengarah kepada terjadinya disintegrasi bangsa mesti segera dihentikan. Nampaknya bangsa ini butuh reintegrasi, yakni suatu proses pembentukan norma-norma dan nilai-nilai baru agar serasi dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang telah mengalami perubahan. Beberapa Sosiolog pun memberikan alternatif pola hubungan yang dapat diterapkan dalam kehidupan masyarakat kita yang majemuk ini untuk menghindari terjadinya disorientasi ataupun konflik. Yakni asimilasi, self-segregation, integrasi, serta pluralisme. Ada lagi yang dinamakan konsiliasi, mediasi dan arbitrasi. Yang terpenting adalah semua itu mesti dilaksanakan dengan prinsip keadilan bagi semua.

Nah menurut penulis, kewaspadaan seorang pemimpin masyarakat Indonesia terutama pemimpin pada tiap-tiap daerah dan unit-unitnya terhadap potensi terjadinya disintegrasi atau konflik mesti ditingkatkan. Mulai dari tingkat pemimpin desa, kecamatan, kabupaten, provinsi hingga pusat mesti mewaspadai sejak dini segala bentuk maupun potensi terjadinya disintegrasi di wilayah kewenangannya. Dan yang pasti, setiap pemimpin di masing-masing wilayah dan unit-unitnya mesti dituntut wajib mampu menyelesaikan setiap konflik yang ada di wilayahnya dengan cara dan solusi yang bijak serta beradab.

Kepada masyarakat Indonesia mesti terus ditumbuhkan kesadaran bahwa kita ini masyarakat yang multikultural/majemuk. Untuk itu sudah semestinya saling menghormati dan menghargai atas segala perbedaan yang ada/terjadi. Segala sikap primordial kedaerahan yang bisa mendorong terjadinya sentimen kedaerahan mesti kita minimalisir bersama. Gencarkan kegiatan komunikasi maupun silaturohmi antarkelompok di masyarakat untuk meminimalisir perselisihan. Sadarilah bahwa kemajemukan masyarakat kita adalah variasi-variasi unik yang merupakan anugerah Tuhan yang justru semakin memperkaya kebudayaan bangsa. Maka mari kita bersama bangkit, bersatu padu dalam keragaman Indonesia.

NB: Referensi

Buku-buku Sosiologi dan Penelitian

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun