Mohon tunggu...
Cipta Wardaya
Cipta Wardaya Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Indonesia itu indah.. Indonesia itu hebat.. Indonesia itu keren.. Banggalah menjadi jati diri Indonesia, kawan\r\n!\r\nwww.soulofcipta.blogspot.com \r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Rahasia di Balik "Aja Gumunan, Aja Getunan, Aja Kagetan, Aja Aleman"

29 September 2012   03:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:31 2355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Itulah sebuah filosofi Jawa yang masih terus dipegang teguh oleh para masyarakat hingga kini. Walau nampak sederhana namun kalimat ini memiliki makna dan nasihat yang begitu dalam. Secara umum maknanya adalah “jangan mudah terheran-heran; jangan mudah menyesal; jangan mudah terkejut-kejut; jangan mudah kolokan atau manja”.

Pernahkah Anda menyaksikan fenomena di masyarakat kita, yang mana sebagian diantara masyarakat kita tergolong orang yang gumunan atau mudah sekali terheran-heran. Contohnya saja ketika melihat orang kaya yang koleksi mobilnya banyak atau ketika melihat pengusaha dengan aset yang tersebar dimana-mana. Atau terheran-heran ketika melihat orang dengan keterbatasan fisik maupun mental namun mampu berjaya dan terkenal. Diantara masyarakat kita masih saja ada yang begitu mudahnya terheran-heran melihat semua itu. Terheran-heran sih wajar-wajar saja, masalahnya bagaimana Anda menyikapi rasa terheran-heran itu secara bijak. Terheran-heran sih boleh-boleh saja, asalkan jangan lantas berpikir pendek/cetek, apalagi berburuk sangka. Ingat, bahwa segala sesuatu itu butuh proses, tidak ada yang instan!

Disisi lain, ada pula yang memaknai “Aja Gumunan” dengan banyaknya orang yang mengalami gegar budaya (culture shock). Sederhananya saja, coba lihatlah beberapa orang yang mendadak jadi ngetop/tenar, mendadak jadi konglomerat, mendadak jadi orang penting/pejabat dan seterusnya. Lihat dan amatilah apakah ada perubahan sikap dan perilakunya yang mendadak drastis? Seperti halnya gaya bicaranya, pakaian yang dikenakannya, tempat makannya, pergaulannya, dan seterusnya. Bila ada yang nampak berubah drastis, maka sebenarnya mereka itu telah mengalami yang namanya culture shock. Tentu tidak ada yang salah, karena itu adalah pilihan hidup setiap orang. Namun bagaimanapun kita mesti tetap pandai-pandai dalam menempatkan diri secara bijak. Jangan mudah terlena!

“Aja Getunan”! Yap, kita sebagai insan manusia harus selalu siap menghadapi takdir dan segala hal yang menimpa diri kita. Karena memang kita tidak mampu memprediksi hal-hal yang di luar batas kemampuan sebagai umat manusia. Kita juga tidak akan pernah mampu melawan takdir-Nya. Misalkan saja kita meminjami teman/tetangga suatu barang berharga ataupun uang, dengan keyakinan ia akan mengembalikannya. Namun eh ternyata ia justru pura-pura lupa atau bahkan mengelak. Nah dalam hal ini, kita dilatih untuk belajar ikhlas, legowo atau lapang dada. Segala hal pasti akan ada konsekuensi dan balasannya. Nah intinya janganlah mudah menyesal ketika Anda melakukan sesuatu atau segala hal yang positif.

“Aja Kagetan”, bermakna jangan kagetan atau jangan mudah terkejut. Kita mesti belajar untuk bersikap mawas diri, waspada dan fleksibel. Karena tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Segala sesuatu itu serba bisa terjadi. Jangan pernah meremehkan sesama! Bersikaplah secara wajar dan bijak.

“Aja Aleman”, bermakna jangan manja atau kolokan. Dari kata sederhana nan sakti ini, kita bisa memetik pelajaran bahwa hidup itu tidak perlu gila pujian, sedikit-sedikit minta disanjung, sedikit-sedikit berkeluh-kesah dan seterusnya. Orang-orang yang cenderung aleman/manja/kolokan biasanya akan membesar-besarkan sesuatu yang kecil dan suka meremehkan/menyepelekan sesuatu yang sebenarnya besar/penting. Nah dari kata-kata sakti “Aja Aleman” kita belajar bahwa hidup itu mesti diperjuangkan dengan penuh kegigihan, namun juga mengalirlah secara fleksibel dan bijak.

Demikianlah pemaknaan sederhana yang bisa penulis bagikan dari sebuah filosofi Jawa yang sarat akan makna dan nasihat. Semoga mampu menjadi inspirasi bagi kita semua dalam menjalani kehidupan yang serba modern ini. Mohon maaf bila ada salah kata dalam penafsiran ini.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun