Di hotel-hotel itu Di losmen-losmen itu Kau jual tubuhmu
Di bilik-bilik kamar panas itu Kau tertawa dalam tangis Menangis dalam rintihan Dalam gubuk deritamu
Malam demi malam Dari kamar ke kamar Helai demi helai kain terlepas dari tubuhmu Bersama nyanyian dosa yang mencekik kalbu
Kau hanya bisa pasrah Diantara fajar yang dinanti Tak kuasa melawan takdir Yang sesungguhnya kau cipta sendiri
Menjadi pelacur bukanlah takdir Bukan pula kutukan, Tidak ada wanita yang bermimpi menjadi pelacur Kecuali, terpaksa…
Kepada para pelacur, Di Sarkem, di Simpang Lima Dan dimanapun kau berada Tetaplah tegar berdiri
Kepada para pelacur, Di jalanan, di lorong-lorong, Juga di hotel-hotel mewah Bersatulah,
Bersatulah melawan takdir Demi ibu yang telah melahirkanmu Dari rahim sucinya itu, Kembalilah,
Kembalilah ke duniamu Bersanding bersama senandung doa Dalam untaian setiap langkahmu Yang baru,
Lihatlah, wahai para pelacur Mentari di seberang sana begitu indah Nan menyimpan jutaan harapan Berbeda dengan duniamu, bukan?
Sampaikan salamku untuk para pelacur Yang tak lelah berjuang, Merenda makna kehidupan
Semoga kau temukan secercah cahaya
Di lorong gelapmu
Malioboro - Sarkem  13/10
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H