Mohon tunggu...
Cipta Wardaya
Cipta Wardaya Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Indonesia itu indah.. Indonesia itu hebat.. Indonesia itu keren.. Banggalah menjadi jati diri Indonesia, kawan\r\n!\r\nwww.soulofcipta.blogspot.com \r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Nasionalisme Penuh Kepalsuan!

12 Oktober 2010   13:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:29 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Sebelumnya maafjika judul tulisan ini agak bernada provokatif (hehe), tapi itulah kenyataan pahit yang sedang terjadi di negeri ini. Diakui atau tidak saat ini semangat nasionalisme bangsa Indonesia semakin larut tergerus oleh arus globalisasi. Nasionalisme yang melekat pada bangsa Indonesia sekarang ini bisa dibilang (maaf) penuh dengan kepalsuan. Semangat nasionalisme yang dulu pernah berkobar di dalam jiwa bangsa Indonesia ketiak melawan penjajah, nampaknya kini telah terkubur bersama jasad para pahlawan dan pejuang kemerdekaan. Kini tinggal puing-puing sejarahnya saja yang tersisa.

Nasionalisme yang ada pada bangsa Indonesia saat ini menurut aku sepertinya (ya maaf) sekedar teori yang di ajarkan di sekolah ataupun kampus. Atau terkadang dijadikan komoditas yang dijual lewat seminar-seminar, atau bahkan dijadikan komoditas pencitraan politik. Namun rasa nasionalisme itu belum benar-benar mendarahdaging dan menyatu dalam setiap jiwa bangsa Indonesia. Aku bukanlah seorang pengamat politik ataupun antropolog, tapi aku melihat semangat nasionalisme bangsa Indonesia sekarang ini penuh dengan syarat, alias masih kurang ikhlas (hehe). Tentu saja aku tetap berkeyakinan pasti masih ada diantara bangsa ini yang tetap memegang teguh semangat nasionalisme sejati. Mungkin sebagai contoh dalam hal ini adalah para TNI yang dengan sungguh-sungguh mengabdi kepada NKRI.

Mengapa aku katakan semangat nasionalisme bangsa Indonesia saat ini penuh dengan kepalsuan? Apa itu tidak berlebih-lebihan? Aku pikir tidak ada yang dilebih-lebihkan, karena jujur saja itulah kenyataan pahit yang harus kita akui bersama (hehe). Mari kita renungkan kembali bersama. Katanya bangsa ini nasionalis, tapi coba hitung berapa banyak uang yang telah kita hambur-hamburkan untuk jalan-jalan di luar negeri atau membeli produk-produk buatan luar negeri. Dimanakah nurani bangsa ini ketika melihat kemiskinan yang masih merajalela, sementara dengan enaknya kita hidup dengan bergelimang kemewahan. Masihkah kita hafal bunyi Pancasila ideology bangsa ini, atau mungkin juga lirik lagu kebangsaan Indonesia Raya? Terkadang kita justru lebih hafal lagu band atau penyanyi mancanegar ketimbang lagu kebangsaan negeranya sendiri. Itukah semangat nasionalisme bangsa ini? Hanya masing-masing kita sendiri yang bisa menjawabnya.

Perlu kita sadari bersama, semangat nasionalisme merupakan salah satu modal utama yang harus dimilikibangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman-ancaman ketahanan nasional sebagai dampak negative globalisasi. Tanpa adanya semangat nasionalisme, maka akan timbul perpecahan dan disintegrasi bangsa Indonesia. Tanpa adanya semangat nasionalisme dalam setiap jiwa bangsa Indonesia, maka akan dengan mudah bangsa lain mengobrak-abrik bahkan menjajah kembali Indonesia. Tentu saja ini semua tidak kita inginkan terjadi, walaupun sebenarnya kini sudah mulai muncul tanda-tanda akan hal itu. Solusi bijak untuk keluar dari semua ini adalah kita bangsa Indonesia harusbangkit kembali dengan semangat nasionalisme yang lebih besar lagi, tentu semangat nasionalisme sejati. Semangat nasionalisme yang tulus ikhlas dari dalam hati, bukan karena inginkan sesuatu (imbal balik). Mari kita bangkit!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun