Beliaupun menambahkan bahwa pihak vendor sendiri yang menyebutkan bahwa data diri kita yang terlalu lama, yang sebenarnya dari pihak anak-anak setiap ada revisian data diri selalu langsung di revisi dan diberikan kepada penanggung jawab. Korban RN pun menambahkan bahwa keuangan pada proses ini 80% sudah di vendor dan 20% masih di ketua pelaksananya atau penanggung jawabnya yang berinisial QM tersebut.
Terlalu banyak pertimbangan, permasalahan, konspirasi yang terjadi di kasus ini. Ditambah tidak ada yang berani untuk melaporkan hal tersebut terhadap sekolah maupun ke pihak yang seharusnya. Yang mengakibatkan kasus ini tidak terselesaikan, menggantungkan dan tidak ada kepastian lebih lanjut kembali hingga saat ini dan terhitung selama 2 tahun lamanya tidak ada kabar sama sekali.
Terbilang kasus yang sepele, namun menurut penulis hal seperti patut untuk diungkap dikarenakan tak hanya satu atau dua korban saja. Korban dalam kasus ini bisa disebut satu angkatan yang terkena. Kasus ini masih menjadi perbincangan dan kejanggalan bagi tiap korban. Entah siapa pelaku utamanya, penyebabnyapun masih menjadi pertikaian hingga sampai ini. Entah salah vendor, penanggung jawab ataupun orang-orang yang pernah disebut sebelumnya oleh kakak dari seorang teman narasumber DV. Namun pada akhirnya para korban yang menjadi narasumber pada kasus ini memiliki pesan bahwasannya hanya bisa berharap bahwa buku perpisahan ini bisa secepatnya ada dan dikirim ke setiap orang yang telah menunggunya dan membayarnya.Â
Tak bisa melakukan apa-apa lagi sebab sudah 2 tahun berlalu tentang kasus ini dan hanya bisa pasrah dan menunggu. Dan menunggu pertanggung jawabnya dari pihak penanggung jawab atau disebut sebagai ketua pelaksana dan panitia-panitia yang berkecimbung dalam buku dan foto perpisahan ini. Berharap untuk cepat selesai terhadap kasus ini, karena perpisahan ini seharusnya menjadi ajang bahagia dan kenangan bagi tiap angkatannya bukan menjadi ajang saling menyalahkan. Semoga semua pihak korban bisa cepat mendapatkan apa yang mereka harapkan dan pelaku berharap cepat dan bergegas menyelesaikan kasus tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H