Sebagai salah satu kewajiban mahasiswa dalam terus mewujudkan tri dharma perguruan tinggi melalui pengabdian masyarakat (pengmas). Bersamaan dengan hal tersebut UNAIR melepas 506 mahasiswa terbaiknya dalam program Belajar Bersama Komunitas (BBK) Tematik Kampung Emas Madani 2.0 dengan tujuan utamanya adalah pencegahan stunting di kota Surabaya.
Stunting masih menjadi masalah serius yang di hadapi Indonesia. Berdasarkan data survey status gizi nasional (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Indonesia diangka 21,6%. Jumlah ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 24,4%. Walaupun menurun, angka tersebut masih tinggi, mengingat target prevalensi stunting di tahun 2024 sebesar 14?n standard WHO di bawah 20%. Berdasarkan literatur dari kemenkes, stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan.
Penyebab stunting antara lain yaitu asupan gizi dan status kesehatan yang meliputi ketahanan pangan (ketersediaan, keterjangkauan dan akses pangan bergizi), lingkungan sosial (norma, makanan bayi dan anak, hygiene, pendidikan, dan tempat kerja), lingkungan kesehatan (akses, pelayanan preventif dan kuratif), dan lingkungan pemukiman (air, sanitasi, kondisi bangunan).
Ibu hamil dengan konsumsi asupan gizi yang rendah dan mengalami penyakit infeksi akan melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan atau panjang badan bayi di bawah standar. Asupan gizi yang baik tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan pangan ditingkat rumah tangga tetapi juga dipengaruhi oleh pola asuh seperti pemberian kolostrum (ASI yang pertama kali keluar), inisiasi menyusu dini (IMD), pemberian ASI eksklusif, dan pemberian makanan pemdamping ASI (MP-ASI) secara tepat. Selain itu, faktor kesehatan lingkungan seperti akses air bersih dan sanitasi layak serta pengelolaan sampah juga berhubungan erat dengan kejadian infeksi penyakit menular pada anak.
Dari adanya permasalahan tersebut kegiatan BBK Kampung Emas Madani 2.0 melakukan upaya intervensi pencegahan kejadian stunting melalui 3 program unggulan yaitu Program Laduni, SBCC-Bestiez, dan Formulasi Pangan Beriman untuk Ibu Hamil
Laduni adalah program pertama di Kampung Emas. Program Laduni, singkatan dari "Kegiatan Layanan Terpadu Pra Nikah", bertujuan untuk meningkatkan cakupan pemeriksaan kesehatan pranikah dan mengurangi anemia, komplikasi kehamilan, BBLR, dan stunting pada bayi baru lahir. Sasarannya adalah orang yang akan menikah (catin) dan yang sedang hamil (bumil). LADUNI melakukan intervensi dalam konsumsi suplemen Multiple Micronutrient (MMN), membantu calon pengantin dan ibu hamil, dan mengajarkan ibu hamil untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan.Â
SBCC-Bestiez adalah program kedua di Kampung Emas. "Social Behaviour Change Communication" adalah singkatan dari "SBCC." Program ini bertujuan untuk mengubah perilaku ibu hamil dalam hal praktik makan dan manajemen kesehatan mental mereka. Ini juga akan mendorong PKK dan TPK untuk menjadi lebih baik sebagai pendidik dan konselor kesehatan. Targetnya adalah ibu hamil, TPK, dan PKK Desain. SBCC-BESTIEZ dapat dicapai melalui penyediaan fasilitas untuk pelaksanaan kegiatan pelatihan "ToT" TPK dan kader kesehatan terkait gizi ibu hamil dan manajemen stres, serta penggunaan media kreatif untuk edukasi gizi.Â
Formulasi Pangan Beriman untuk Ibu Hamil, program ketiga yang sangat penting, berfokus pada ibu hamil karena mereka memainkan peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Program ini mengajarkan ibu hamil tentang cara mengikuti pola makan yang sehat dan bergizi serta menyediakan makanan yang disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi ibu hamil. Formulasi Pangan Beriman untuk Ibu Hamil mencakup pemberian suplemen gizi yang diperkaya dengan zat besi, asam folat, dan kalsium.
Sebagai penutup, Melalui program seperti Laduni, SBCC-Bestiez, dan Formulasi Pangan Beriman untuk Ibu Hamil, Kampung Emas memiliki tujuan mengurangi prevalensi stunting di Indonesia. Melalui pendekatan yang komprehensif ini, Kampung Emas berusaha untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi yang seimbang, mengubah cara orang berperilaku, dan memberikan akses ke makanan yang sehat untuk ibu hamil. Dengan demikian, Kampung Emas berperan dalam mencapai target SDGs terkait gizi dan pertanian berkelanjutan.
Penulis : Kelompok 104 BBK Kampung Emas Madani 2.0
1. Ciptantyo Septyan Akbar Nurrahman 022111133079Â
2. Maulidina 102111233018Â
3. Daffa Amelia Yasa 122111133097
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H