Mohon tunggu...
Cipta Nanjaya
Cipta Nanjaya Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa IAIN

Mahasiswa yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa UB Kurangi Limbah Organik di Sungai Pasuruan dengan Alat Sprolina

17 Juni 2019   21:47 Diperbarui: 18 Juni 2019   06:52 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosialisasi penerapan Alat spolina di Desa Mlate, Pasuruan. Foto: Cipta Njy

Pasuruan memang dikenal sebagai sentra pemindangan yang mampu memproduksi ikan pindang jenis Decapterus sp. mencapai lebih dari 1 ton per harinya. Tentunya dengan jumlah produksi yang begitu besar akan menghasilkan limbah pemindangan berupa limbah cair organik yang berlimpah. Khususnya Desa Mlaten Kecamatan Nguling, dari 1 UKM saja telah mampu menghasilkan 2 drum limbah cair pemindangan. 

Sebagian besar limbah tersebut dibuang secara cuma-cuma ke sungai  sehingga berdampak pada peningkatan limbah organik di Sungai Pasuruan. Berangkat dari permasalahan tersebut, mahasiswa perikanan UB mencoba mengatasinya dengan seperangkat alat sederhana berbasis zero waste yang bernama Sprolina technology. Mereka adalah Bagas Prasetya, Ipin Orshella, Muhammad Yusuf, Alfiandi dan Rivaldi yang dibimbing langsung oleh  Muhammad Fakhri. SPi., MP., MSc.

Bagas selaku ketua tim mengatakan bahwa aplikasi alat ini dipergunakan untuk mengolah limbah pemindangan menjadi pupuk cair. Pupuk cair tersebut nantinya akan dipergunakan untuk membudidayakan mikroalga. Tak tanggung-tanggung mereka pun juga menyediakan alat sebagai media budidayanya berupa sprolina kultivator."Jadi, sebenarnya Sprolina technology ini merupakan seperangkat alat berbasis zero waste yang terdiri dari Sprolina fertilizer maker dan Sprolina kultivator", jelas Bagas (13/05/19).

Sosialisasi penerapan Alat spolina di Desa Mlate, Pasuruan. Foto: Cipta Njy
Sosialisasi penerapan Alat spolina di Desa Mlate, Pasuruan. Foto: Cipta Njy
Dengan seperangkat alat sederhana tersebut, mereka yakin bahwa pada akhirnya akan tercipta unit pengolah limbah pemindangan berbasis zero waste di Pasuruan sehingga kadar cemaran limbah organik di Sungai Pasuruan dapat berkurang secara signifikan. "Untuk memudahkan aplikasi alat ini secara berkelanjutan, kami telah melakukan sosialisasi dan kerja sama dengan perangkat desa Mlaten, pengusaha pindang dan karang taruna setempat", terang Alfi (13/05/19).

Untuk mengetahui efektivitas dari alat sprolina fertilizer maker tersebut, pupuk yang diolah dari limbah pindang ini telah diuji di Lab. Gizi Universitas Airlangga. Dari pengujian tersebut terbukti bahwa pupuk tersebut mengandung pospat dan natrium yang sangat cukup untuk tumbuh dan berkembangnya mikroalga. Pupuk yang dihasilkan dari alat tersebut juga telah diaplikasikan untuk membudidayakan mikroalga. Sehingga dari alat tersebut akan dihasilkan produk berupa pupuk cair mikroalga dan biomass Spirulina platensis hasil budidaya.

Program pengabdian ini juga telah mendapat dukungan langsung dari Kepala Desa dan perangkatnya untuk terus dikembangkan di Desa Mlaten. "Kami sangat berterima kasih kepada adik-adik mahasiswa UB, yang sangat peduli dan mau mentransformasikan ilmunya kepada karang taruna kami. Selain untuk mengatasi permasalahan lingkungan, tentunya juga untuk meningkatkan produktivitas kelompok pemuda manunggal," jelas Kepala Desa Mlaten, Suryati saat sosialisasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun