Grojogan watu purbo sendiri sebenarnya adalah waduk dengan tingkatan berbeda untuk mengatur debit air. Ada sekitar 5 tingkatan, dan saat itu debit air tidak terlalu tinggi sehingga pengunjung bisa berjalan di tengah waduk untuk menyebrang. Khawatir risiko terpeleset saya meminta kekasih saya untuk berada di bawah saja karena airnya lebih jernih.Â
Di bawah, pemandangan yang diberikan lebih menarik. Seperti perbukitan hijau di anime Ghibli. Udara yang berhembus juga sangat asri, dan terdapat seranggga-serangga kecil yang bersembunyi dibalik semak semak. Di bawah aliran air mengalir perlahan dengan jernih karena banyak di saring pasir dan rerumputan yang telah dilewati. Kami berdiam mencari tanda tanda kehidupan ikan-ikan kecil di beberapa kubangan air jernih. Tidak jarang terlihat banyak warga lokal yang mencari rumput dan membawa sapinya ke sana.Â
Walaupun telah merasa dibohongi akan kondisi air terjun yang jauh dari ekspektasi namun kami senang berada di sana. Kami bisa menikmati 2 jam yang berharga untuk melihat alam dan sejenak melupakan hiruk pikuk aktivitas urban kami.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI