Mega event olahraga seperti MotoGP di Mandalika yang diselenggarakan pada hari minggu tanggal 20 Maret tahun 2022 terbukti mempengaruhi banyak aspek untuk kota tuan rumah yaitu Mandalika.Â
Menyelenggarakan acara semacam ini bisa meningkatkan citra global kota atau negara dan mempercepat pembangunan ekonomi, sosial budaya, dan politik.Â
MotoGP di Mandalika berhasil menghasilkan kunjungan wisata yang membludak mengakibatkan multiplier effect di banyak sektor kehidupan yang bisa dikaji lebih lanjut. Artikel kali ini akan mengupas bagaimana pengaruh dan dampak adanya perhelatan MotoGp di Mandalika dalam aspek ekonomi, sosial budaya, dan politik.Â
Dampak Ekonomi Sebagai Alasan Utama Perhelatan MotoGp
Menjadi salah satu alasan utama Indonesia berani menggelar MotoGp adalah efek ekonomi yang didapatkan. Pemerintah telah mengeluarkan dana sebesar hampir 3,5 triliun rupiah yang dibagi untuk pengembangan Pariwisata Indonesia atau PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) dengan nilai total Rp 1,3 Triliun dan 1,8 triliun rupiah untuk pembangunan sarana dan prasarana di Mandalika serta dukungan nontunai berupa lahan.Â
Keuntungan yang didapat atas terselenggaranya event ini adalah sebesar 500 miliar dan keuntungan nonfisik lainnya seperti  eksposur dan peningkatan citra politik. Â
MotoGP 2022 berhasil meningkatkan lowongan kerja yang bersifat sementara sekitar 6.900 tenaga kerja. Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno penyerapan tenaga kerja terjadi di enam sektor yaitu sektor konstruksi pembangunan jalan kawasan khusus, sektor UMKM Lombok, sektor transportasi logistik, sektor kuliner dan restoran, sektor akomodasi, dan sektor pariwisata dengan kegiatan eksplorasi keindahan alam, sosial, dan budaya.Â
Kemudian efek multiplier dari kunjungan mesif yang terdiri dari 24 pembalap, lebih dari 600 kru, serta ribuan penonton ke Mandalika adalah peningkatan okupansi hotel diikuti peningkatan sektor logistik seperti restoran, toko, dan barang-barang domestik yang dibutuhkan untuk menunjang kunjungan masif di Mandalika.Â
Menurut Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi NTB, tingkat okupansi hotel berbintang lima di sejumlah kawasan di Lombok untuk tanggal 17-21 Maret 2022 mencapai 100% dibandingkan bulan biasanya yang hanya sekitar 30%.Â
Bahkan, karena tidak cukup menampung kunjungan yang membludak terbukti beberapa akomodasi di NTB kekurangan kamar hotel hingga beberapa hotel menaikkan tarif menginap mencapai 2-3 kali lipat. Hal tersebut cukup memalukan, terutama melihat perkiraan ITDC yang ikut berperan dalam penjualan paket bundling  nonton MotoGP Mandalika yang kurang tepat.Â
Terjadi pula peningkatan pajak untuk hotel, restoran, dan parkir yang membuat PAD Lombok Tengah meningkat tetapi juga berdampak atas kenaikan harga barang. Selain itu, dampak buruk secara ekonomi akibat adanya Moto GP Mandalika adalah harga tanah yang melonjak tajam hingga 10 kali lipat dari harga normal.Â