“Mau berkarya di sosial media, tapi takut diejek.”
Jumlah pengguna sosial media di Indonesia menyentuh angka 167 juta user di tahun 2023. Sementara itu, di bulan Januari 2024, secara global jumlah pengguna sosial media mencapai 5.04 miliar, setara 62,3% populasi dunia. (Good Stats 2024, dari data We Are Social).
Angka yang begitu fantastis, bukan? Lebih dari 60% penduduk bumi menggunakan sosial media. Indonesia menduduki posisi ke-4 tingkat dunia dengan pengguna Instagram terbanyak, yaitu 104,8 juta.
Pada saat ini, internet dapat dijangkau dengan mudah dan cepat dan mendorong pertumbuhan sosial media. Didukung juga dengan tren masa kini yang menjadi salah satu faktor mengapa sosial media menjadi tempat hiburan untuk banyak orang.
Tak hanya itu, sosial media memiliki peluang untuk setiap orang yang ingin berkarya menjadi seorang content creator, educator, dan influencer.
Hal tersebut menjadi salah satu kesempatan yang besar dan terbuka untuk siapapun yang ingin mencoba berkarir atau berkreasi di sosial media. Namun, tak jarang masih banyak yang tidak memulai karena berbagai alasan.
Salah satunya yaitu takut mendengar, membaca, dan melihat respon dari orang di sekitar. Misalnya, komentar dari followers Instagram, komentar dari followers TikTok, hingga perkataan dari teman-teman sepergaulan.
Kenapa Takut? Mereka Tidak Penting!
Umumya, bagi sebagian orang akan muncul perasaan takut ketika ingin mempublikasikan konten ke sosial media karena khawatir akan diejek, mendapatkan hate comment, dan sebagainya yang berkesan buruk.
Namun, ingatlah ini:
“Orang yang bisa menghentikanmu adalah dirimu sendiri.”
Jika dipikirkan lebih dalam, mengapa kita harus takut berkarya karena tidak siap dengan respon orang lain? Bukankah respon mereka adalah hal yang tidak bisa kita kontrol? Terlalu banyak pengguna sosial media di dunia ini, dan kita tidak mungkin mengatur ratusan juta pengguna agar mereka menyukai atau tidak berkomentar buruk di konten kita.
Selama kita bertujuan untuk memberikan konten yang baik, memiliki unsur edukasi atau entertain yang tidak menyinggung, maka apapun yang mereka ucapkan, biarkan mereka terus berteriak.
Mereka yang berteriak adalah orang-orang yang tidak mengerti prosesmu, tidak mencoba untuk memahami alasanmu memulai, tidak memikirkan perasaanmu ketika membaca.
Lantas, kenapa kita harus terganggu begitu lama dengan rasa takut ketika mereka begitu cepat melupakan apa yang mereka katakan tanpa perasaan bersalah?
Mereka tidak bisa menghentikan langkahmu. Tidak perlu balas berteriak, tidak perlu mengurungkan niat untuk berkarya.
Tidak perlu balik menjatuhkan, karena mereka sedang menjatuhkan dirinya sendiri.
Mulailah hari ini dengan keyakinan bahwa setiap langkahmu berkarya di sosial media adalah pilar keberhasilan masa depanmu. Jangan biarkan ketakutan merintangi mimpi.
Ingatlah, kritik bukanlah penghalang, melainkan ujian atas keberanianmu. Termasuk komentar mereka yang tak membangun yang terlalu berisik untuk mengusik.
Teruslah berkarya, tampilkan konsistensi, dan biarkan hasil karyamu bersinar dengan warnanya sendiri. Dunia sedang menanti untuk melihat potensimu. Jangan pernah ragu untuk menciptakan jejakmu.
Mulailah sekarang, dan lihatlah betapa besar dampakmu bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang. Kamu punya kekuatan untuk mengubah takdirmu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H