Dunia Mulai Berubah
Senin, 02 Maret 2020
BREAKING NEWS -- Kasus pertama Covid-19 terkonfirmasi telah masuk di Indonesia. Presiden Joko Widodo mengumumkan bahwa virus dari Wuhan, China, kini masuk ke Indonesia melalui dua warga Indonesia di Depok, Jawa Barat.
Situasi menjadi berantakan, semua orang panik. Aku melihat banyak orang berbondong-bondong pergi meramaikan tempat belanja, mencari kebutuhan untuk jangka panjang. Mereka berlarian, ada yang saling berebut, juga ada yang menitihkan air mata karena gagal memperoleh apa yang ia butuhkan karena sudah habis diborong.
"Mohon maaf, persediaan masker sudah habis," kata para pelayan di ratusan tempat.
Beberapa hari setelahnya, jalanan mulai sepi. Tempat kerja mulai meliburkan para karyawannya dengan kondisi yang tak terkendali, bagaimana nanti pekerjaan akan selesai jika tak ada yang berangkat ke kantor? Bagaimana sekolah akan berjalan jika harus karantina?
Dunia kehilangan pola kehidupan normal.
Semua orang bingung, menunggu keputusan dari pemerintah bagaimana kita akan menangani bencana ini. Tak lama kemudian, muncul instruksi karantina mandiri dan banyak regulasi yang diciptakan hingga kini tak asing lagi mendengar rangkaian kata Work From Home. Pandemi Covid-19 telah mengubah dunia dan berdampak pada bumi dan dunia digital. Belanja di tempat umum mengalami ragam pembatasan dan perlahan toko-toko mulai berguguran karena tidak memperoleh profit. Selain itu, dalam memenuhi kebutuhan selalu dipenuhi dengan kekhawatiran.
UMKM Kembali Berkembang
Dunia tidak berenti begitu saja. Kita beradaptasi pada dunia digital yang dimana dapat dimanfaatkan sebagai dunia transaksi yaitu Online shop dengan didukung oleh jasa ekspedisi. Serba-serbi perubahan karena Covid-19, perlahan produksi rumahan mulai bermunculan untuk membantu menangani kebutuhan masyarakat seperti diproduksinya masker kain oleh para penjahit individu, munculnya inovasi faceshield yang dibuat oleh badan usaha kecil dan kelompok organisasi, hingga gebrakan-gebrakan baru dari masyrakat untuk membuka usaha tanpa perlu khawatir akan menggunakan sarana apa sebagai jasa pengiriman barang.
Seolah menjadi jawaban atas kebutuhan, kini persediaan masker, kebutuhan pokok, dan kebutuhan tambahan dapat kita akses dengan mudah. Dalam waktu beberapa hari, akan tiba di depan rumah.
JNE Sebagai Solusi
Salah satu jasa ekspedisi yang mendukung efektivitas belanja di tengah pandemi Covid-19 adalah JNE. Jasa ekspedisi dengan ciri khas berwarna biru dan merah yang padu menjadi suatu warna yang utuh ini telah hadir selama 31 Tahun di Indonesia. JNE berkontribusi pada UMKM untuk menghubungkan antara penjual dengan pembelinya. Jika pada tahun 2020 awal kedatangan Covid-19 seluruh sektor kehilangan pola untuk menjalankan hidup, kini JNE menjadi bagian dari pola baru yang dibutuhkan.
Aku tidak perlu pergi jauh ke toko untuk belanja dan bertemu dengan banyak orang di tengah pandemi ini, melainkan dapat belanja di toko online dengan memilih JNE sebagai sarana untuk mengantarkan pesanan. Biasanya, ketika aku memesan, beberapa hari kemudian rumahku kedatangan tamu yang telah ditunggu-tunggu.
"Permisi, paket!"
"Atas nama Mba Cintia."
Dua kalimat di atas adalah favoritku. Tidak perlu khawatir lagi karena JNE menjadi solusi.
Meskipun pada tahun 2022 ini situasi sudah mulai beradaptasi pada kenormalan yang baru, JNE tidak pudar oleh waktu. Eksistensi JNE justru semakin meningkat dengan adanya konsumen online shop yang membutuhkan jasa ekspedisi dan UMKM yang merintis di dunia digital dengan memanfaatkan JNE sebagai relasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H