"Saya takut saya tidak bisa melakukannya."
"Saya sudah terlalu banyak mencoba, namun saya selalu gagal. Saya menyerah."
"Saya bekerja dengan maksimal, mengapa orang-orang tidak menghargai saya?"
"Saya seringkali dikecewakan oleh ekspetasi saya terhadap sesuatu."
Apa yang kita lakukan dalam menghadapi pergumulan itu?
Ada yang memilih untuk berhenti melangkah, berhenti mencoba, dan berhenti berusaha. Mereka menyerah.
Ada yang memilih untuk memikirkan, merenungkan, dan mengevaluasi. Mereka tetap berjuang.
John C. Maxwell dalam bukunya yang berjudul Relationship 101, ia mengutip "Paradoks Perintah Pemimpin". Dalam kutipan tersebut, ia menuliskan beberapa hal tentang ketakutan, kekhawatiran, kesedihan dan amarah.
Jika anda sukses, Anda akan menemukan teman palsu dan musuh sejati--tetaplah menjadi sukses.
Manusia terhebat dengan ide terhebat sekalipun bisa dijatuhkan oleh orang terkecil dengan pola pikir tersempit--tetaplah berpikir besar.
Dalam dua kutipan di atas, kita perlu menyadari eksistensi kita sebagai manusia bahwa kita adalah pribadi yang berharga.
Memiliki mimpi untuk menjadi sukses dan menuangkan ide-ide kreatif bukan suatu kesalahan. Ketika orang lain datang untuk menjatuhkan, tidak masalah. Kita tetap harus memperjuangkan kesuksesan dan merealisasikan ide. Pahamilah bahwa kita yang memiliki kendali atas diri kita, bukan dari orang lain yang eksistensinya merugikan diri kita.
Namun, bagaimana ketika kita sudah berusaha, tetapi hasil yang kita peroleh tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan?
Hal yang Anda bangun selama bertahun-tahun bisa dihancurkan dalam waktu satu malam--tetaplah membangun.
Memberi yang terbaik pada dunia mungkin akan membuat Anda dikecewakan--tetaplah memberikan yang terbaik.