Mohon tunggu...
Cinta Ramadhani
Cinta Ramadhani Mohon Tunggu... lainnya -

hidup ini akan lebih indah bila kita tersenyum..keep smile:)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Diary oh Diary....

11 April 2012   05:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:46 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hayooo....siapa di antara kalian yang punya hobi nulis Diary??? biasanya justru dari kebiasaan menulis catatan-catatan harian dalam sebuah buku diary ini yang bisa jadi cikal bakal terbitnya sebuah buku, itu pengalaman banyak penulis  loh....percaya kan? ya harus..ga bisa tidak, cuma mungkin memang tidak semuanya penulis seperti itu, karena masing-masing orang punya karakternya masing-masing.

Yang aku mau ceritakan di sini adalah kebiasaan bosku menulis diary....MasyaAllah...saking hobinya dia menulis diary, setiap  pulang ke negara asalnya Taiwan, ga pernah absen membeli setumpuk  buku diary bermacam-macam model. Bukan karena di Hongkong sini buku diary ga ada...bukan itu sebabnya, tapi karena aku akui juga produk buatan sana dari penampilan fisik luarnya maupun jenis kertasnya lebih bagus dan menarik. Tapi meskipun begitu semua orang yang melihat kebiasaannya pasti akan menggelengkan kepala karena heran. Bayangkan saja, yang belum terpakai maupun yang sudah di tulis jumlahnya sampai berkoper-koper, sampai -sampai harus di ungsikan ke gudang saking banyaknya. Kalau di nasihatin bilangnya untuk persediaan, dari pada pas kehabisan nyari ga ada...uh pusing menghadapi kebiasannnya.

Segala aktifitasnya tak pernah lepas dari notesnya, schedule kerjanya, kisah cintanya, planing kerjanya, tentang sahabatnya, tentang keluarganya, tentang anaknya, tentang koleganya, masing-masing orang yang yang punya hubungan dengan dia punya buku catatan tersendiri. dan sesibuk apapun dia selalu menyediakan sedikit waktunya untuk menulis segala isi hatinya. terlebih kalau dia pas lagi bad mood...wah hari liburnya bisa di habiskan seharian di kamar cuma untuk menuangkan segala uneg-unegnya di atas kertas. Menurut dia cara seperti itulah yang paling efektif untuk melepaskan segala beban hidupnya. plong rasanya kalau udah nulis.....begitu katanya.

Sebenarnya ada sisi baiknya dari kebiasaannya mencatat. Sedikit demi sedikit aku ikut tertular, ya gimana nggak, lah wong dia maksain aku untuk mencatat segala yang dia perintahkan gara-gara sifat pelupaku yang lumayan parah. Waktu aku kecil dulu , sempat juga sih punya hobi menulis diary, awalnya karena dapat hadiah ulang tahun berupa sebuah buku diary dari teman sekolah, tapi itu cuma sementara saja karena di kemudian hari diary itu sudah tidak di sentuh lagi, setiap kali membuat coretan catatanku selalu lupa taruhnya di mana, jadi yah sudahlah, percuma saja kupikir.

Tapi justru dengan menulis catatan itulah bisa mengurangi sifat lupaku, maka mulai sekarang ke mana pergi selalu tersedia notes dan pulpen di tasku.  Jadi ingat nasihat Pak Fauzil Adhim dulu, kalau mau menulis ya tulis aja...apapun itu jangan di tunda.

So, buat yang punya diary...manfaatkan deh hobimu itu ...siapa tahu dari hobi bisa jadi lucky...hehe...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun