Mohon tunggu...
Yeshua Raphael Immanuel
Yeshua Raphael Immanuel Mohon Tunggu... Teknisi - Swasta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jalan Jalan... Baca Buku

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lulusan Sekolah dan Kuliah/Per Tahun dan Problematikanya

5 Agustus 2024   19:40 Diperbarui: 5 Agustus 2024   19:52 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lulusan Sekolah dan Kuliah/Per Tahun dan Problematikanya

Misal Jumlah Lulusan Sarjana Agama 500 per tahun
Jumlah lulusan Sarjana Pendidikan 500 per tahun
Jumlah lulusan Dokter 500 per tahun
Jumlah lulusan Perawat 500 per tahun
Jumlah lulusan Sarjana Ekonomi 500 per tahun
Jumlah lulusan Sarjana Komputer 500 per tahun
Jumlah Lulusan SMA 500 per tahun
Jumlah Lulusan SMK dari berbagai Jurusan 1500 per tahun

sedangkan di pabrik di rumah sakit di sekolah dikantor di pesantren...Gak muat menampung semua lulusan fresh graduated tadi...karena lowongan Perkerjaan Penuh..

nah terus lulusan sekolah dan kuliah di alokasikan kemana....

salah satunya yaitu Wirausaha...

terus pelaku wirausaha sambat...
persaingan makin ketat......

pemerintah buka jalan Omnibus Law...
dan PNS Tua yang pensiun...
peluang bagi freshgraduated....

tapi Omnibuslaw sendiri menimbulkan masalah yaitu PHK.....

karena usia sudah tua dan gak diterima cari kerja dipabrik  dimana mana
dan saingan wirausaha yang begitu ketat

akhirnya begal ngerampok mencuri menipu jual narkoba demi dapat makan..dan cari uang....

suku baduy suku dayak suku mentawai dipedalaman...suku dalam....gak perlu ijasah sekolah kuliah uang untuk hidup....
bisa makan minum kawin punya anak...
punya pakaian punya rumah....
makanan mereka enak..
bebas polusi
pekerjaan mereka bertani berkebun beternak buat pakaian dan rumah...

yang repot ini mengejar kemewahan...
ya kita kita ini orang kota....
menimbulkan dampak yang bikin bingung cari kerja bagi generasi akan datang....

kata siapa banyak anak banyak rejeki...
itu mungkin bagi mereka yang punya banyak anak sukses berbakti semua
semakin banyak manusia semakin rebutan cari pekerjaan dan rizki semakin sedikit sumber pangan...kecuali cara hidup primitif...itupun masih rebutan....kecuali di jannah akhirat....

semakin banyak manusia...
semakin banyak ciptakan sumber pangan
dan hidup tak mewah...tapi sederhana
dan sedikit merusak alam dan ladang dan ternak dan sumber pangan

dan jangan jadikan indonesia negara agama....jika 100% profesi warga indonesia pemuka agama....profesi satu satunya...anda gak bisa makan...

jika profesinya 100% Profesi petani buah buahan beserta buat pakaian dan rumah..

anda bisa makan dapat rumah dan pakaian

tapi ya itu tadi sedikit orang yang ahli dan gak ada berjuta juta model profesi

Jika semua orang diseluruh dunia 100% profesinya pemuka agama...tanpa punya keahlian berkebun beternak dan menghasilkan sumber pangan sendiri...
ya kita tidak bisa makan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun