Mohon tunggu...
Yeshua Raphael Immanuel
Yeshua Raphael Immanuel Mohon Tunggu... Teknisi - Swasta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jalan Jalan... Baca Buku

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kenapa Belajar Agama Islam dan Non Islam Harus Punya Duit?

6 Juni 2024   16:44 Diperbarui: 6 Juni 2024   16:49 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenapa Belajar mengenai keesaan Tuhan kepada suku pedalaman Gratis?Sedangkan Ustad Pendeta Hindu dan Kristen Guru Yahudi Biksu Budha itu Bayar...Bahkan mahal....

1.Suku Pedalaman...menjelaskan Tuhan apa adanya...dan Gak kenal uang...Pokoknya yang jadikan langit dan bumi pagi malam hujan dan musim musim kehidupan dan kematian itu namanya Tuhan....mereka gak perlu bangun tempat ibadah atau buat kitab atau buat patung atau kaligrafi....atau minta biaya perawatan tempat ibadah....mereka makan minumnya terjamin dari berburu dan bertani dan beternak......klo mereka mati dibiarkan busuk dibawah pohon cendana...mereka gak butuh uang....karena dapat dari alam makan minum gratis...dari alam....meski kadang juga barter
2.Klo pemuka agama Islam Yahudi Kristen Hindu Budha....bayar semua gak gratis...kuliah agamanya juga gak gratis....Itu buku agamanya gak gratis....harganya 60 ribu...sampe 1 juta...klo agama Yahudi kitab tulisan tangan manusia harganya 500 juta...bangun tempat ibadah islam kristen katolik hindu tempat ibadah ratusan juta bahkan milyaran....patung dan symbol salib... dan kaligrafi juga gak gratis...Biro Jasa Haji dan Umroh Juga gak gratis..pemandian jenazah bakar mayat /kremasi....dan pemakaman juga gak gratis....karena pemuka agama dan kita yang hidup dikota  butuh uang untuk makanan minuman pakaian rumah kendaraan pulsa internet listrik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun