Menanti 17 Agustus
Hari itu, sangatlah cerah, Bendera merah putih berkibar di sepanjang jalan, menandai hari istimewa yang sangat di tunggu,aku bernama putri sangatlah antusias setiap melihat banyaknya bendera yang terpampang di setiap jalan,aku mulai menanti adanya perlombaan di setiap desa
 ke esokan harinya pada sore hari aku dan temanku bernama lisa kami pergi berkeliling desa,kami melihat banyaknya kerumunan di lapangan akupun bergegas untuk melihatnya,ternyata warga  sedang  menyaksikan perlombaan aku dan lisa pun mendaftarkan diri untuk mengikuti perlombaan tersebut kamipun menikmati setiap perlombaan sampai tidak terasa adzan magrib berkumandang.
Pada hari hari esoknya setiap sore perlombaan terus di mulai dengan berbeda perlombaan di setiap sorenya aku dan temanku tidak semua lomba kami ikut, tetapi kami selalu menonton di setiap perlombaan sampai di penghujung akhir perlombaan
Tanggal 17 yang aku nantikan pun tiba,berangkat upacara pada pukul 06.00 di sanapun sudah ramai  orang yang akan mengikuti upacara akupun mengikuti upacara sampai selesai, salah satu temanku menghampiriku untuk mengajak mengikuti upacara penurunan bendera pada sore harinya akupun mengiyakan ajakannya
Pada sore harinya ternyata temanku tidak jadi ikut untuk upacara penurunan bendera, akupun sangat kesal untuk hal tersebut tetapi aku menyikapinya dengan baik temanku pun meminta maaf untuk hal itu
akupun memafkannya,pada saat itu aku berfikir tentang bagaimana tidak semua janji itu menjanjikan untuk bisa di tepati,akupun belajar untuk memaafkan orang di setiap kesalahannya, Hari Kemerdekaan itu menjadi momen yang tidak akan pernah di lupakan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H