السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله رب العالمين بجميع المحامد علي جميع النعم , والصلاة والسلام علي خير خلقه محمد المبعوث الي خير الأمم وعلي أله و صحبه مفاتيح الحكم و مصابيح الظلم, و بعد...
Para pengikut Khawarij “dibohongi” pemimpinnya dengan ayat-ayat “Alhakimiyah” yang difahami dan disimpulkan dengan sangat brutal, untuk mengafirkan Sayyidina Ali dan para sahabat Rosulullah saw lainnya.Tak terhitung banyaknya nyawa manusia dikorbankan karena hal ini.
Kaum Muslimin anyaran “dibohongi” ISIS untuk “berjihad” dengan memakai ayat-ayat yang “dikorup”. Sangat mengerikan pembantaian, pemerkosaan, pengusiran dan penderitaan lain yang diderita jutaan manusia karena kegilaan ini.
Ada penceramah “berbohong” menggunakan dalil-dalil bahwa doa QUNUT SUBUH ADALAH BID’AH .
Para pengikut dukun bisa “dibohongi” dan ditipu menggunakan ayat-ayat dan simbol-simbol Islam.
Kaum ekstrimis “dibohongi” para sesepuh dan tokoh-tokoh Wahhabi dengan menggunakan hadis-hadis yang dimaknai dan disimpulkan seenaknya. Sejarah telah memberi pelajaran betapa kegilaan seperti ini sangat menghancurkan dan menyebabkan kerusakan yang sangat dahsyat. Darah para ulama dan orang-orang tak berdosa ditumpahkan secara keji dan zalim.
Para teroris “dibohongi” oleh pembimbingnya dengan menggunakan ayat-ayat dan hadis-hadis tentang surga dan bidadari yang dimaknai dan disimpulkan secara serampangan, bertentangan dengan pandangan jumhur ulama Sunni yang berakhlak dan berilmu.
BISAKAH MANUSIA BERBOHONG MENGGUNAKAN AYAT-AYAT SUCI?
Cara-cara Khawarij yang selalu menganggap pendapatnya adalah paling benar, sambil mencaci, menghina, dan merendahkan fihak lain, adalah sikap yang selalu ingin ditangkal dan diluruskan oleh Al-Azhar dan NU. Jika kita selalu berbicara mengenai salah dan buruknya sikap dan tindakan Khawarij, model lama, maupun model baru, tetapi bersikap seperti mereka dalam masalah tertentu, maka hal itu adalah sebuah kerancuan berfikir, yang mengakibatkan kekacauan tindakan.
Kebiasaan Khawarij model baru adalah melakukan tahrifatau perubahan dan penghilangan beberapa teks dalam kitab-kitab turots karena tidak sesuai dengan pandangan mereka. Mereka juga punya ritual khusus berupa caci maki terhadap para ulama. Syaikh Muhammad Al-Ghozali Al-Azhari menyebutnya sebagai gerakan pengikut hawa nafsu.