Setelah keberhasilan Jokowi yang dicintai rakyat itu memenangkan Pilkada DKI, para politisi jahat di negeri kita kira-kira mau mengambil pelajaran baik atau buruk? Jika pelajaran baik yang mereka ambil, maka mereka akan sadar bahwa rakyat memang menghendaki pemimpin yang baik, merakyat dan bekerja untuk kemajuan bangsa. Oleh karena itu mereka akan legowo mengikuti kehendak rakyat tersebut. Kalau pelajaran buruk yang mereka ambil, berarti mereka akan lebih intensif melakukan serangan-serangan kepada orang-orang baik yang berpotensi untuk dipilih rakyat menjadi pemimpin. Dahlan Iskan adalah salah satu orang yang diinginkan rakyat untuk membawa perubahan Indonesia menuju masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu, bagi para penjahat tersebut, Dahlan harus disingkirkan.
Dahlan Iskan dicintai rakyat. Dalam istilah Marzuki Pimpinan Dewan itu, Dahlan "dipuja" oleh rakyat. Rakyat Indonesia menginginkan pemimpin-pemimpin jenis baru. Jenis pejabat dan pemimpin yang mau kerja keras untuk kepentingan rakyat. Pemimpin yang amanah dan Tanggap. Mereka mendambakan kepemimpinan yang berfihak kepada kemakmuran dan keadilan untuk seluruh anak bangsa. Bukan kepemimpinan yang hanya melayani partai politik dan golongan tertentu.
Sayang sekali para politisi jahat di negeri ini ternyata tidak mau mengambil pelajaran baik untuk bersama-sama rakyat menampilkan pemimpin baru yang amanah dan bekerja demi kemakmuran bangsa.  Mereka lebih memilih untuk tetap berjalan di lembah hitam kejahatan. Oleh karena itu berbagai upaya dilakukan untuk menyingkirkan Dahlan Iskan. Mereka berusaha mencari-cari celah dan membuat-buat alasan untuk menyerang Dahlan yang dicintai rakyat itu. Interpelasi sudah pernah mereka coba, Temuan BPK pun dipelintir untuk dijadikan senjata menyerang bos BUMN yang sedang naik daun dan menjadi media darling itu.
Kalimat-kalimat yang dilontarkan para penjahat itupun sangat terdengar dipenuhi rasa iri dan dengki. Marzuki misalnya mengatakan untuk bertanya pada Dahlan, dan jangan hanya memujanya. Ketika mengatakan itu, Marzuki juga menyalahkan rakyat yang mengadu ke DPR. Menurutnya rakyat mengadu ke DPR itu adalah salah. Ternyata si Marzuki yang pimpinan dewan itu tidak tahu bahwa tugas wakil rakyat adalah mewakili rakyat. Terlalu.
Apakah para anggota Dewan itu begitu bodohnya sampai-sampai mereka tidak tahu keluhan rakyat? Apakah mereka itu jenis manusia-manusia dungu yang tidak pernah membaca koran, menggunakan internet dan membaca komentar rakyat di berbagai media? Kalau mereka itu jenis manusia yang sedikit berbudaya dan mengenal internet, mereka pastinya membaca begitu banyak komentar rakyat atas tindak tanduk mereka selama ini. Sembilan puluh persen lebih komentar rakyat itu menghujat mereka dan mendukung orang-orang seperti Dahlan Iskan dan Jokowi.
Karena kita pernah mendengar anggota dewan minta laptop karena tidak mau kalah oleh Thukul, kita berasumsi bahwa mereka juga terbiasa dengan dunia internet. Tidak mungkin seratus persen waktunya mengakses internet digunakan mereka untuk membuka situs porno. Mereka pasti juga pernah membaca berita-berita dan melihat komentar-komentar dari rakyat. Lalu kenapa tetap saja mereka tidak mau sadar?
Sauda-saudara sebangsa dan setanah air, mari kita berdoa bersama-sama semoga para politisi jahat itu segera bertaubat dan berfihak kapada rakyat. Kalau memang mereka tidak mau bertaubat, mari kita doakan semoga mereka ditimpa petaka di dunia dan menderita di akhirat. Amieeeeen.
Berikut ini contoh-contoh komentar dukungan terhadap Dahlan dan hujatan terhadap para politisi jahat yang tersebar di media online:
Beberapa komentar di Kompas dot com tentang marzuki yang menyuruh kita bertanya ke Dahlan:
Boing
Selasa, 23 Oktober 2012 | 15:03 WIB
wuuuaaahhhh...hebat memang marzuki ketua dpr dari demokrat ini...pintar..pintar dan pantas mewakili Indonesia di ajang piala dunia manusia paling goblok sedunia...puas elo di puja sekarang ?
ADRINSYAH CHANIAGO
Selasa, 23 Oktober 2012 | 11:09 WIB
Lni penyakit manusia sejati yang lagi dijangkiti oleh Marzuki Ali sang Ketua DPR RI kita...nama penyakitnya "CEMBURU"...suksesnya DI membuat hati sang Ketua DPR ini dirundung cemburu berat, uring2an mendengar /membaca suksesnya DI...pepatah mengatakan "cemburu adalah tanda tak mampu"...hehehe
Kusnadi
Senin, 22 Oktober 2012 | 18:22 WIB
Komentar GOBLOK... JUKI MEMANG GOBLOK... ga panteslah anda jadi ketua DPR, memalukan... masa' sirik sama dahlan iskan??? sirik tanda tak mampu... anda mau dipuja2 juga? kerja yg bener...
NKRI
Minggu, 21 Oktober 2012 | 15:01 WIB
Pantas DPR itu semrawut kayak kapal pecah, wong ketuanya saja tidka mengerti tugasnya menyampaikan suara rakyat ke PLN!! Ingat lho DPR itu babu rakyat, jadi harus datang ke kantor PLN untuk bertanya mengenai permasalahannya
Salah Siapa
Minggu, 21 Oktober 2012 | 10:56 WIB
marzuki meng-ada2,ga mungkin ada yg mau tweet dia mslh pln.salah alamat.dia mau kritisi tapi pakai alasan org lain yg comlain.jd singkatnya dia provokator.tdk bs dipungkiri,kinerja PLN memang terkenal buruk,mesti di beri shock therapy kpd jajaran PLN spt apa yg dilakukan jokowi,biar mrk ketar ketir.
Beberapa komentar di detik tentang Dahlan yang pergi untuk urusan sapi dan tidak datang ke DPR:
Weny Hidayaningsihabout an hour ago
Harga diri sapi2 itu memang jauh lebih baik daripada anggota dewan yg ngakunya terhormat
Lukman Hakimabout an hour ago
Benar pak DIS. Jangan lupa pulangnya bawa racun untuk tikus di senayan
A_gsryt911about an hour ago
Ha..ha..ha mantep jg judulnya.Bubarin sj DPR karna DPR itu suara partai bukan suara rakyat.
Nur Cholisabout an hour ago
suara kentut sapi lebih pantas dari pada suara cocote Dewan Perusak Rakyat.
cacingkramas3about an hour ago
sepertinya beliau akan segera menyusul sri mulyani.. mafia koq dilawan.. paling2 ini kasus yg sengaja dibuat2 agar pak dahlan iskan mundur.. abisnya pak DI sudah mengganggu lumbung padinya DPR, yaitu setoran dari BUMN.. apa kata dunia kalau istri, anak, dan cucu para anggota DPR ga bisa hidup layak??
inymantriabdiabout an hour ago
Sapi Vs Anggota DPR ?? kasihan ya.?!.. Bravo Pak Dahlan.!!! Rakyat sllu dukung langkah2 pembaharuanmu..
Dan masih banyak lagi :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H