Mohon tunggu...
fitri puspita hapsari
fitri puspita hapsari Mohon Tunggu... -

kunci yang menanti gembok untuk membuka pintu kebenaran

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku dan Ketiadaan Ibu/khusus puisi

11 Agustus 2010   11:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:07 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibu..... dulu aku sendiri bertanya dalam gelap..... Apa bedanya sebutir air bening di ujung daun dengan sebutir debu di dinding kusam? Dulu, tiada yang bisa memberi jawaban..... tidak ada.

Hari ini aku sendiri menemukan jawabanya.... Apa bedanya? Tidak ada,kedu-duanya sama-sama keniscayaan kekuasaan-Nya. Kedua sama-sama mensucikan meski hakikat dan fisiknya jelas berbeda.

ibu..dulu aku pernah marah terhadap takdir yang Tuhan berikan padaku.... Aku kecewa karena aku tak mengenal engkau... Tapi kini aku tau aku salah....sunguh salah memusuhi takdir yang kini mengantarkan aku pada keadaan seperti sekarang.

Ibu.. dulu aku pernah sendiri bertanya dalam sesak....apa untungnya memiliki ibu, bagaimana rasanya memiliki ibu? Seperti apa wujud ibu? Namun kini aku sadar semua pertanyaan itu semakin membuatku tersesat dalam kebencian diri. dan taukah ibu sesungguhnya yang membuatku samakin membenci karena aku tak sanggup berdamai dengan keadaanku. Aku tak sanggup mengakui jika aku merindukan sosok dirimu....sentuhan lembut belaian kasihmu memanjakanku.....karena aku terlalu keras hati...

Ibu....setelah melalui perjalanan jauh melelahkan, penuh sakit, benci, sendiri dan sesak. Sebuah pemberhentian kecil terlihat nyaman dihadapanku... setelah bertahun-tahun bertahan kuat diatas fandasi kebencian...akhirnya sebuah kenyataan datang menyapa.... Setelah semua penderitaan, semua rasa putus asa melewati lorong panjang nan gelap, sebuah titik cahaya, sekecil apapun nyalanya.

Ibu kadang aku lalai untuk mengerti.....atau mungkin karena aku terlalu keras pada kebencian ini hingga aku buta akan kasih sayang kaummu........demi kami kaummu berjuang antara hidup dan mati.....bahkan kadang mengabaikan hidupmu demi kami......

Ibu........lewat kasih sayang tulus cahaya itu.....aku menemukan 1 sisi yang selama ini aku cari dari kaummu.....dengan kasih sayang kaummu kuat menghadapi kenyataan yang selalu memojokan mereka....bahkan kami tak segan kasar,memaki.....

Ibu cahaya itu kini ada didepanku.......cahaya yang membukakan mata hatiku....menjawab semua pertanyaanmu......bahkan aku tak peduli lagi dengan semua bentuk kekerasan dan entah semua yang pernah terjadi....semua itu butuh proses...proses untuk memahami bahwa cipta Tuhan yang bernama ibu begitu mulia dab pantas untuk aku hargai.

Walau aku sendiri tak mengenalimu.....tapi aku yakin engkau adalah sosok yang kuat.....engkau memberikan aku hidup....ibu...malam ini kado terindahku menyambut Ramadhan...mengakui kerinduanku kepadamu ibu......aku merindukanmu

Tapi tak mengapa......yang terpenting bagiku kini aku tau arti kerinduan ini....ibu andaikan kau ada disini....melihat putramu berhasil melepaskan diri dari kebencian jahanam ini...atau melihat cahaya suci ini memeluk tulus malaikat-malaikat membuatku menyadari jika kehadiran kaummu adalah anugrah untuk kehidupan setiap manusia.

**....................................................................**................................................................................**

untuk semua orang yang aku cintai.

kasih sayang ibu ada dan tiada

tetap terasa dalam setiap detik tarikan nafas kita.

kisah ini hanyalah sebuah proyeksi dari alam mimpiku

aku dan kalian semua terlahir dari rahim ibu

walau sebagian dari kita tak bisa merasakan kehadiran ibu

tapi yakinlah semua itu karena ada

sebab dan akibat

percayalah suatu hari nanti kalian akan menyadari

kasih sayang seorang ibu tak sebatas apa yang dirasa

tak sebatas sebuah kehadiran

tak sebatas sebuah ungkapan

tapi dengan kehadiran kita di bumi ini

itulah bentuk kasih sayang ibu yang nyata

salam kasih : fitri puspita hapsari

pie.......love :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun