Mohon tunggu...
Cinta Divantari
Cinta Divantari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UNS

Mahasiswa UNS Semester 6 Jurusan Penyuluhan dan Komuikasi Pertanian

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN Rekognisi MSIB UNS Membuat Pelatihan Pupuk Kompos dengan Bahan Sampah Organik Rumah Tangga di Gayungan, Kota Surabaya

16 Juni 2024   12:56 Diperbarui: 16 Juni 2024   13:02 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kuliah Kerja Nyata Rekognisi Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat Kampus Merdeka Bersertifikat (MSIB) Batch 6 Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya Divisi Penyuluh Pertanian, mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) melakukan sosialisasi dan demonstrasi pupuk kompos di Kelompok Tani Gayungan Rukun dan Damai (Garuda), Kelurahan Gayungan, Kecamatan Gayungan, Kota Surabaya.

Menurut salah satu mahasiswa UNS, Mutya Ayuningtyas, sosialisasi ini dipaparkan pada anggota Kelompok Tani Garuda.
Dijelaskan, pupuk kompos merupakan pupuk berbahan dasar organik yang berasal dari sisa makanan dan tumbuhan. Umumnya menggunakan bahan-bahan yang mudah ditemukan di lingkungan sekitar.
"Pupuk kompos yang berasal dari organik, cenderung tidak mencemarkan lingkungan dan aman bagi manusia serta tanaman," ujarnya, secara lisan di Surabaya, Senin (10/6/2024).
Tentunya, zat hara dan mineral menjadi salah satu kebutuhan penting di tanaman. Sedangkan umumnya pemenuhannya dapat menggunakan pupuk kimia.

Harga yang cenderung lebih mahal dan dapat meninggalkan residu pada hasil panen dan produk tanaman yang dijual dan dikonsumsi.

"Pupuk kompos penggunaannya dapat menjadi alternatif lain yang lebih murah dan ramah lingkungan dan ramah lingkungan," terangnya.
 
Saat sosialisasi itu, Mutya membahas seputar pupuk kompos dan cara kerjanya serta pengenalan zat hara dan mineral yang dibutuhkan tanaman yang dapat dikendalikan.
Pembuatan pupuk kompos mudah dibuat. Bahannya mudah ditemukan dan tidak membutuhkan teknologi tinggi.

Karena bahan dasarnya mudah didapat yakni sampah rumah tangga yang berasal dari dapur dan sisa tumbuhan. Sementara Chaerunnisa Arriza Diva Calista, perwakilan mahasiswa KKN Rekognisi MSIB UNS menambahkan, kegiatan ini dapat menjadi program kerja kelompok tani ke depannya.

Bukan hanya aktivitas menanam, akan tetapi juga masyarakat perlu mulai merawat tanaman pertaniannya dengan memanfaatkan ragam bahan yang ada di dapur rumah dan sisa tumbuhan untuk menjadi pupuk kompos.

Sugeng, salah satu warga yang mengikuti kegiatan ini mengatakan, sosialisasi mengenai pupuk kompos ini sangat mudah dipahami dan bermanfaat. "Saya sendiri berminat untuk mencoba membuat pupuk kompos karena bahan bakunya yang berasal dari lingkungan dan dapat dilakukan dengan mudah," tuturnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun