Mohon tunggu...
Cinta Dilla Permatasari
Cinta Dilla Permatasari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

Saya seorang mahasiswa di Universitas Negeri Semarang semester 3

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Sesuai Prediksi!!! Era Digital Dapat Mempengaruhi Cerita Rakyat Dalam Pembentukan Karakter Anak

2 Desember 2024   09:17 Diperbarui: 2 Desember 2024   10:10 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Di tengah derasnya arus globalisasi dan perkembangan teknologi informasi, cerita rakyat sebagai warisan budaya yang kaya akan nilai moral dan sosial menjadi salah satu aspek penting dalam membentuk karakter anak. Namun, dengan hadirnya media digital dan berbagai bentuk hiburan modern, cerita rakyat sering kali terabaikan atau bahkan terlupakan. Padahal, cerita rakyat memiliki potensi besar dalam mendidik anak, baik dalam membangun kecerdasan emosional, sosial, maupun moral.

Di era digital ini, di mana anak-anak lebih sering terpapar dengan gadget dan media sosial, peran orang tua dan pendidik menjadi sangat penting dalam menjaga keseimbangan antara perkembangan teknologi dan pembentukan karakter anak. Artikel ini akan mengulas bagaimana cerita rakyat dapat memberikan pengaruh positif dalam membentuk karakter anak, serta bagaimana kita bisa memanfaatkan teknologi untuk mengenalkan cerita rakyat pada generasi muda.

Pertama Cerita Rakyat sebagai wadah pengajaran nilai-nilai kehidupan. Mengapa cerita rakyat dapat dikatakan sebagai wadah pengajaran nilai-nilai kehidupan? Karena cerita rakyat adalah kisah yang diwariskan turun-temurun secara lisan atau tertulis, yang biasanya mengandung nilai moral, etika, dan kebijaksanaan lokal. Cerita ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan semata, tetapi juga sebagai alat pendidikan. Melalui tokoh-tokoh dalam cerita rakyat, anak-anak dapat belajar tentang kebaikan, kejujuran, kerja keras, keberanian, serta pentingnya tolong-menolong.

Misalnya, dalam cerita rakyat seperti "Malin Kundang" yang berasal dari Sumatra, anak-anak diajarkan tentang nilai kesetiaan kepada orang tua dan pentingnya menghormati keluarga supaya tidak menjadi anak yang durhaka kepada orang tua. Selain cerita rakyat Malin Kundang didalam cerita "Si Kancil" yang terkenal di Indonesia juga banyak mengajarkan nilai-nilai karakter pada anak yang dimana anak-anak dapat belajar tentang kecerdikan dan cara-cara menyelesaikan masalah dengan bijaksana. Karakter-karakter yang ada dalam cerita rakyat memberikan contoh konkret serta nyata tentang bagaimana menghadapi situasi hidup dan pilihan moral yang tepat.

Nah untuk itu berikut ini ada beberapa Peran Cerita Rakyat dalam Pembentukan Karakter Anak :

1. Mengajarkan Nilai Moral dan Etika

Cerita rakyat sering kali menyampaikan pesan moral yang dalam, yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya, cerita rakyat seperti "Bawang Merah dan Bawang Putih" mengajarkan nilai kebaikan, kejujuran, serta pentingnya keikhlasan hati dalam berinteraksi dengan orang lain. Dalam cerita ini, Bawang Merah memiliki karakter yang licik dan tidak jujur yang pada akhirnya mendapat hukuman yang setimpal atas berbuatanya, sementara Bawang Putih memiliki karakter yang baik hati dan sabar sehingga mendapatkan balasan yang baik juga atas berbuatanya. Dengan mendengarkan cerita-cerita ini, diharapkan anak-anak dapat belajar membedakan antara perbuatan yang baik dan buruk, serta belajar untuk memilih jalan hidup yang penuh dengan nilai-nilai positif.

2. Membangun Empati dan Kepedulian Sosial

Cerita rakyat sering kali menghadirkan tokoh yang harus menghadapi tantangan atau kesulitan hidup. Anak-anak yang mendengarkan cerita-cerita ini dapat merasakan empati terhadap tokoh-tokoh tersebut. Misalnya, dalam cerita "Timun Mas", anak-anak dapat belajar tentang keberanian dan keinginan untuk membela diri dan orang lain dari kekuatan jahat. Mereka juga diajarkan tentang rasa tanggung jawab dan pentingnya membantu orang lain yang sedang membutuhkan. Selain itu, cerita rakyat juga sering menggambarkan hubungan manusia dengan alam dan sesamanya. Hal ini memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk memahami pentingnya menjaga lingkungan dan menghargai nilai-nilai gotong royong yang sangat kuat dalam kebudayaan Indonesia.

3. Mengajarkan Kecerdasan Emosional dan Sosial

Cerita rakyat juga memiliki kemampuan untuk membantu anak-anak memahami emosi mereka, seperti rasa takut, cemas, marah, atau senang. Dalam cerita seperti "Legendaris Cinta Roro Jonggrang", anak-anak belajar tentang pengorbanan dan cinta yang tulus, meskipun penuh dengan konflik. Cerita "Legendaris Cinta Roro Jonggrang" ini juga mengajarkan anak-anak untuk dapat mengelola perasaan dan berinteraksi secara baik dengan orang lain. Di sisi lain, cerita rakyat juga mengajarkan pentingnya komunikasi yang baik, kesabaran, dan toleransi. Misalnya, cerita rakyat dari Bali yang mengisahkan tentang dua kelompok masyarakat yang berseteru namun pada akhirnya berdamai berkat sikap saling mengerti satu sama lain. Dalam konteks ini, cerita rakyat bisa menjadi media yang efektif untuk mengajarkan nilai-nilai sosial dan menyelesaikan konflik dengan cara yang damai.

Tadikan kita udah mengetahui Apa Peran Cerita Rakyat dalam Pembentukan Karakter Anak nah sekarang kita akan mengetahui apa sih Dampak Era Digital Terhadap Pengaruh Cerita Rakyat? Untuk itu berikut ini adalah dampak era digital terhadap pengaruh cerita rakyat :

Di era digital ini, anak-anak lebih sering terpapar pada teknologi dan media yang sering kali mengalihkan perhatian mereka dari kekayaan budaya lokal, termasuk cerita rakyat. Video game, media sosial, dan platform hiburan lainnya sering kali menjadi pilihan utama anak-anak untuk mengisi waktu luang mereka. Meski beberapa di antaranya memiliki nilai edukasi, tidak jarang bahwa hiburan digital tersebut hanya menawarkan kesenangan sementara tanpa mengajarkan nilai-nilai positif yang mendalam.

Namun, disisi lain era digital juga membuka peluang baru dalam pengenalan cerita rakyat kepada generasi muda. Dengan memanfaatkan teknologi, cerita rakyat dapat disajikan dalam bentuk yang lebih menarik dan mudah diakses, seperti melalui animasi, aplikasi cerita interaktif, atau platform streaming yang menawarkan cerita-cerita tradisional dalam format yang lebih modern.

Ada beberapa aplikasi di Indonesia yang kini sudah menyediakan cerita rakyat dalam bentuk audio ataupun video seperti pada aplikasi AudioBuku yang dapat diakses secara langsung oleh anak-anak melalui smartphone atau tablet. Hal ini memberikan cara baru dan cara yang lebih mudah untuk mengenalkan cerita rakyat kepada anak-anak tanpa harus bergantung pada media cetak atau penyampaian secara langsung.

Selanjutnya apa aja sih Strategi untuk Mengintegrasikan Cerita Rakyat dalam Kehidupan Anak di Era Digital? Nah berikut ini ada beberapa strategi untuk mengintergrasikan carita rakyat dalam kehidupan anak di era digital:

1. Menciptakan Aplikasi atau Platform Digital Khusus Cerita Rakyat

Penyediaan aplikasi atau platform digital yang menghadirkan cerita rakyat dalam bentuk yang menarik bisa menjadi salah satu solusi. Misalnya, aplikasi yang menyediakan cerita rakyat dalam format animasi, dengan suara yang jelas dan ilustrasi yang menarik, dapat membuat anak-anak lebih tertarik untuk mendengarkan cerita-cerita tersebut. Selain itu, penggunaan gamifikasi di dalam aplikasi juga dapat membantu anak-anak untuk lebih aktif dalam mempelajari nilai-nilai moral dari cerita rakyat.

2. Bekerjasama dengan Pengembang Konten Digital

Dalam bekerjasama dengan pengembang konten digital diharapkan untuk dapat membuat cerita rakyat menjadi lebih menarik dan relevan bagi anak-anak zaman sekarang karena hal ini adalah langkah yang sangat penting pada zaman era digitalisasi ini. Misalnya, pembuatan film animasi berbasis cerita rakyat yang ditayangkan di platform streaming popular seperti YouTobe sehingga bisa menarik perhatian anak-anak. Dengan cara ini, cerita rakyat akan tetap relevan dan mampu bersaing dengan konten hiburan modern.

3. Pendampingan Orang Tua dan Pendidik

Meskipun teknologi di era digital ini menawarkan kemudahan dalam mengenalkan cerita rakyat, peran orang tua dan pendidik tetaplah krusial. Orang tua dapat mengajak anak-anak untuk membaca ataupun mendengarkan cerita yang membuat mereka tertarik pada cerita rakyat, lalu orang tua dapat mengajarkan dan memaparkan ulang tentang nilai-nilai yang terkandung dalam cerita tersebut. Hal tersebut penting karena supaya anak-anak dapat memahami lebih dalam lagi mengenai pesan moral yang disampaikan dalam cerita rakyat tersebut.

Sumber Referensi

Nugraheni, L., & Haryadi, A. (2021, October). Cerita Rakyat sebagai Upaya Pelestarian Kearifan Lokal: Pembentukan Karakter pada Generasi Milenial. In Prosiding Seminar Nasional Pertemuan Ilmiah Bahasa dan Sastra Indonesia (PIBSI) (Vol. 43, No. 1, pp. 572-579).

Apriliyana, A. R., & Nugraheni, L. (2022). Peranan Media Pembelajaran Cerita Rakyat untuk Membentuk Karakter Generasi Milenial. In Seminar Nasional Revitalisasi Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Era 5.0 Berbasis Kurikulum Merdeka Belajar (Vol. 1, No. 1, pp. 9-16).

Permatahati, S. R., Zulfa, S. I., & Zakiyyah, A. A. (2022). Nilai Moral dalam Cerita Rakyat Malin Kundang. Edukasiana: Jurnal Inovasi Pendidikan, 1(4), 253-260.

Lestari, D., Helviani, H., & Isnaini, H. (2018). REPRESENTASI NILAI-NILAI KARAKTER PADA TOKOH IBU DALAM CERITA RAKYAT TIMUN MAS. Parole: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 1(6), 911-918.

Rukmana, E. N., Yusup, P. M., & Erwina, W. (2019). Difusi inovasi cerita prosa rakyat dalam aplikasi audiobuku. Al-Kuttab: Jurnal Kajian Perpustakaan, Informasi dan Kearsipan, 1(1), 1-12.

Arief Adityawan, S., Siti Nurannisaa, P. B., Danarto, A., & Ds, M. (2021). Menuju Realitas Visual Kreatif: Desain Komunikasi Visual, Teknologi, dan Budaya di Indonesia.

Wilda, A. (2023). PESAN DAKWAH DALAM ANIMASI HAFIZ DAN HAFIZAH (STUDI ANALISIS NARASI DI AKUN YOUTUBE@ HAFIZ & HAFIZAH) (Doctoral dissertation, UIN Prof. KH Saifuddin Zuhri).

Rohmah, M., Safitri, D., & Sujarwo, S. (2024). STRATEGI MENIGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL DENGAN MENGINTEGRASIKAN KEARIFAN LOKAL DI ABAD 21. Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial, 3(7), 101-110.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun