Mohon tunggu...
Cinta Amanatur
Cinta Amanatur Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis adalah cara saya untuk mengekspresikan ide dan kreativitas. Awalnya saya hanya mengisi waktu luang dengan membaca berbagai media terutama novel, lalu mulai tertarik untuk menuangkan ide yang ada. Melalui hobi ini, saya berharap dapat terus berkembang dan berbagi wawasan dengan orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pesona Sejarah 3 Batik Legendaris

6 Agustus 2024   16:38 Diperbarui: 6 Agustus 2024   16:40 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Beberapa Motif Batik Sawunggaling (latar banyumili, putih, dan ceceg) Sumber: Insani & Pratiwinindya, 2019.

Pada masa pendudukan Belanda, pengembangan batik di Indonesia maju pesat karena Belanda melihat potensi besar batik nusantara. Sayangnya, tujuan utamanya bukan untuk meningkatkan taraf hidup pengrajin batik Indonesia, melainkan untuk keuntungan perdagangan Belanda. Mereka menyediakan kain putih atau mori dan zat pewarna batik, serta membeli batik Indonesia dengan harga murah untuk dijual kembali dengan harga tinggi di negara lain. Saat ini, perkembangan motif batik cukup mengagumkan, meskipun beberapa motif mengalami pergeseran fungsi dan nilai filosofis akibat tekanan ekonomi. Mempertahankan kelestarian budaya batik melalui promosi di website sangat penting. Dengan menjaga nilai-nilai motif batik, khususnya motif batik Jawa Timur, masyarakat dapat memahami dan menghormati warisan budaya bangsa, serta melestarikannya.

Kerajinan batik menjadi salah satu inisiatif untuk melaksanakan program pemberdayaan ekonomi kreatif serta upaya untuk melestarikan warisan budaya negara. Pengembangan industri kreatif mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembangunan perekonomian masyarakat lokal. Salah satu industri kreatif yang berkembang pesat adalah bidang kerajinan berbasis warisan budaya atau kerajinan batik. Proses pengembangan ini juga diharapkan akan melahirkan generasi muda Indonesia yang secara langsung mempromosikan dan melestarikan batik. Hal ini sejalan dengan rumusan dan fokus penelitian di atas yaitu batik sebagai warisan budaya dan peningkatan perekonomian masyarakat. Tujuan dari diskusi ini adalah untuk menggali asal usul batik di Desa Jetis dan peningkatan pemberdayaan masyarakat dan ESDM melalui pendidikan dan pelatihan (Mawardi dan Amanulloh, 2024).

  • Upaya Pelestarian Batik sebagai Warisan Budaya 

Peran seniman dan akademisi batik berperan penting dalam mempromosikan batik sebagai identitas dan brand nasional Indonesia. Salah satu upaya nyata para seniman untuk menyampaikan nilai kecintaan terhadap batik adalah dengan menjadikannya sebagai ilmu khusus, khususnya dipelajari di sekolah-sekolah kejuruan seperti SMIK (Sekolah Menengah Industri Seni dan Kerajinan). Pembaharuan pembatikan dan minat generasi muda terhadap batik menjadi salah satu kriteria berdirinya kota-kota batik dunia. Meskipun jumlah generasi muda yang tertarik pada seni batik tradisional sedikit, bukan berarti tidak ada generasi yang berkecimpung dalam seni batik. eningkatan upah perajin batik secara terus-menerus sangat penting bagi para seniman, akademisi, dan pihak-pihak lain untuk membantu menghidupkan kembali seni batik pembatik tradisional seperti tokoh budayawan (Hakim, 2018).

Pelestarian batik di Indonesia perlu terus dilakukan sekalipun setiap orang telah mengetahui batik itu apa. Batik menjadi warisan budaya Indonesia yang harus dilestarikan, kita harus turut serta dalam melestarikan budaya negeri ini. Dahulu batik merupakan pakaian yang digunakan sehari-hari, namun saat ini batik menjadi salah satu pakaian yang dapat memberikan rasa percaya diri pada masyarakat (Susanti dan Azhar, 2020). Melestarikan budaya lokal, khususnya batik, merupakan aspek penting dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Masyarakat Indonesia hendaknya menyadari pentingnya melestarikan budaya batik untuk memajukan produk lokal.

Memakai batik dalam kegiatan sehari-hari seperti bekerja atau menghadiri acara formal dapat membantu menjaga eksistensi batik. Selain itu, mengadakan pameran batik di tingkat nasional dan internasional serta bazar untuk memperkenalkan batik kepada masyarakat luas (Rachdantia dkk., 2024). Pemerintah dan berbagai lembaga pendidikan menyelenggarakan pelatihan membatik untuk generasi muda serta mengadakan festival batik di berbagai daerah. Seperti Kementerian Perindustrian yang tetap berkomitmen bekerja sama dengan pemangku kepentingan untuk melatih generasi muda Indonesia  belajar membatik. Langkah tersebut bertujuan untuk meningkatkan keterikatan terhadap batik sebagai situs warisan dunia dan mendorong tumbuhnya wirausaha baru. Top of FormBottom of Form

KESIMPULAN

Indonesia merupakan sumber utama inspirasi dunia dalam mengenal dan memahami batik. Jawa Timur memiliki sentra batik yang dapat ditemui hampir di setiap kabupaten dan kota. Setiap batik yang dibuat di daerah Jawa Timur memiliki ciri khas tersendiri, terutama dalam kaitannya dengan motifnya. Motif Sawunggaling yang melambangkan keberanian dan kewibawaan seorang raja melalui ayam jago dengan ini menunjukkan identitas budaya yang kuat dan unik. Motif merak dari ponorogo terinspirasi dari burung merak yang melambangkan keindahan dan keanggunan. Motif batik sekar jagat memiliki makna filosofis tentang keindahan dan kecatikan dalam sebuah keberagaman. Berbagai pengaruh positif tersebut, Batik Jawa Timur tidak hanya memperkaya budaya lokal tetapi juga menjadi aset penting dalam mempromosikan kekayaan budaya Indonesia ke kaca internasional. Semoga pengetahuan baru ini dapat memberikan dampak positif bagi kalian dengan terus lestarikan produk Nusantara warisan nenek moyang yang mendunia.

Daftar pustaka

Anshori, Y., & Kusrianto, A. (2011). Keeksotisan batik jawa timur. PT. Elek Media Komputindo--2011-ISBN: 978-602-00-1195-0.

Diagusty, H. F., Yanuartuti, S., & Rahayu, E. W. (2022). Tari Greget Sawunggaling sebagai ikon kota Surabaya. Satwika: Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial, 6(1), 23-34.

Dwinugroho, T. B. (2017). Implementasi Programmable Logic Control (PLC) Pada Gripper Mesin Batik Cap Otomatis Berbasis CNC. IEJST (Industrial Engineering Journal of the University of Sarjanawiyata Tamansiswa), 1(1).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun