Mohon tunggu...
Jingga Rangkat
Jingga Rangkat Mohon Tunggu... -

Aku tetap aku tak peduli siapa Kamu..... \r\n\r\nkeraguanku bukanlah sebuah kebingungan. keraguanku untuk membuka sebuah kemungkinan!!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rabbi, Harusnya aku Yudas Iskariot, aku Pahlawan MU...

14 Maret 2013   10:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:47 1092
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="531" caption="Ilustrasi : http://www.myspace.com/firstapocalypseofjames/photos/18674953"][/caption]

Gila! Aku sudah melakukan satu kegilaan! Hahahahahahahhaha Rabbi yang ku pikir bisa segalanyaaahh ternyata aku hanya menuai kecewa!!

Siapa aku???aku YUDAS!! Yudas dengan semua pikiran cerdasku! Siapa yang bisa melawan kecerdasanku??? hanya dengan ciumanku 30 keping perak jatuh ketanganku!!

Yesus??? Kau katakankau guru agung??? Oooohhh Rabbi dimana keajaibanmu saat ini???? !

Ooooohh rabbi…. Dimana semua mujizat-mujizat yg kau pertontonkan selama ini?? Mengapa Kau tiba-tiba mendadakbegitu pasrah pada ribuan siksa????

Keeping-keping perak itu sudah ditanganku rabbi! Kau tinggal berucap dan semua selesai!! Bagilah sedikit bahagia untuk muridmu ini! Sedikiiit!! Kau bisa!! Kau pasti bisa! Aku yakin itu!!

kau bisa lakukan apapun!! Orang mati kau sanggup hidupkan!

Ingatkah kau rabbi… saat 5 ketul roti dan 2 ikan sanggup menutup lapar ribuan manusia??? Mengapa saat tergenting untuk jiwaMU sendiri KAU justru begitu pasrah???

Hahahahaha apapun kataku! Nyatanya mau terbunuh begitu saja! Bukankah Paradikma yang menyakitkan pasti sangat memalukan!!

Harusnya ini kesempatanmu! Harusnya aku Yudas Iskariot! aku pahlawanmu bukan??? Melalui aku kau bisa buka ribuan mata manusia ttg siapa dirimu sebenarnya!!

Mengapa kau hanya bungkam???? Tak satu katapun keluar darimu! Kau DIAM!! Rabbi Aku benci diamMU!! Benci!!

Rabbi… aku lihat darahmu! Aku lihat pukulan-pukulan itu kau terima! Aaaahhhhh! Mengapa Kau diam????

Semua sudah terlanjur aku lakukan! Tanganku… tanganku.. tanganku berlumuran darah !!

Sungguh.. aku tidak pernahmenginginkan kematianmu…

Apa yg kucari dari sebuah kematian???

Darah ganti darah??

Mata ganti mata??

Bukan itu mauku ya Rabbi!!!

Terkutuklah darahku!! Terkutuklah nadi-nadiku!!

OohhhRabbi… harusnya Kau bisa hentikan atraksi gila itu!

Bungkam mulut lacur jahanam para penceracau dosa! Ini kesempatan yang aku bukakan untukmu!

Tapi mengapa kau LEMAH!! Kau LEMAH!! Kau sebentar lagi berkafan!!

Ya Rabbi……

Manusia macam apa aku ini???

Cacahan ragakupun tak layak dimakan anjing!!

Aku manusia haram jadah!!

Mati!! Aku harus mati Rabbi!!

♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦

Penyesalan..

Apa yang bisa kita dapatkan dari sebuah kata SESAL??? Depresi, mengutuki diri dan berakhir pada KEMATIAN, atau satu PENYESALAN membawa kita pada Titik Balik untuk sebuah PERTOBATAN,

Teman...

Hidup kita boleh berlumuran dosa,cinta manusia boleh saja membuat kita Patah, atau mungkin cerita hidup  menjerumuskan kita pada kata SESAL

keputusan yang TERLANJUR kita pilih bisa membuat kita pada titik-titik sesal yang menakutkan bahkan mengerikan, perasaan sedih, hancur, tidak berguna, menangisi diri adalah hal yang sangat wajar dalam sebuah PENYESALAN.

Pertanyaannya...

Setelah SESAL keputusan apalagi yang kita pilih??

Mengakhiri HIDUP seperti yang YUDAS ISKARIOT lakukan atau menjadikan itu titik balik untuk mengubah hidup menjadi jauh lebih berguna.

MENGAKHIRI HIDUP karena bentuk PENYESALAN apakah itu akan benar-benar menjadi AKHIR???

Apalah bentuk sesal itu hanya tanamkan dalam Hati...

CINTA ITU ADA DAN ADA SELALU

SANG MAESTRO AGUNG tidak pernah salah Cipta

Tidak pernah ada dalam kamus SANG ILAHI Produk Gagal

DIA hembuskan Roh dalam Raga kita dengan Cinta...

Kita Berharga Dimata NYA...

♥♥♥♥♥♥♥♥

Selamat mempersiapkan hati untuk menyambut PASKAH bagi semua yang merayakan :)

Jingga mencoba membacakan puisi Rabbi, Harusnya aku Yudas Iskariot, aku Pahlawan MU... bisa disimak dengan Klik disini

13597914981088755157
13597914981088755157

**********

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun