[caption id="attachment_289298" align="aligncenter" width="605" caption="Gambar Ilustrasi oleh : Inge Ngotjol"][/caption]
Matahariku,
Masih bolehkah aku rindukan hangatnya pagi,
Sementara terikmu telah membuatku terbakar??
♥♥♥♥♥
Sayang,
Masih bolehkah aku inginkan peluk hangatmu,
sementara setiap beningku telah meleleh dalam dekapmu??
♥♥♥♥♥
Cinta,
Masih Layakkah aku berharap
diantara bentangan-bentangan kemustahilan yang selalu kangkangi mimpiku??
♥♥♥♥♥
Lelakiku,
Gilakah aku, saat aku masih terobsesi
mendengarmu bisikkan lembut ditelingaku
"Aku butuh kamu perempuanku"
Gilakah mimpiku??
♥♥♥♥♥
Embunku,
Jika matahari telah cukup membakar apa kau ingin hancurkan seluruh ragamu,
sementara jiwamu adalah milikku??
♥♥♥♥♥
Beningku,
Jika kau inginkan pelukku,
maka tenggelamlah dalam dekap yang telah dicairkan matahari sebelum kau kenal sunyi.
Aku ada dalam nafasmu yang mengembun.
♥♥♥♥♥
Ah, kamu..
Kemustahilan yang kau kata sebenarnya hanya kalimat, tidak lebih.
Sebab bentangan-bentangan yang mengangkangi adalah kemungkinan yang menguap dilangit takdir
♥♥♥♥♥
Itu bukan gila, Perempuanku
Tapi itulah cinta yang sejatinya memabukkan,
Puisi-puisi yang mengendap dalam rasa
♥♥♥♥♥
Padepokan Rangkat El Hida & Jingga
Desa Rangkat adalah komunitas yang terbentuk berdasarkan kesamaan minat dalam dunia tulis menulis fiksi. Jika berkenan silahkan berkunjung, berkenalan, dan bermain peran dan fiksi bersama kami di Desa Rangkat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H