Mohon tunggu...
Jingga Rangkat
Jingga Rangkat Mohon Tunggu... -

Aku tetap aku tak peduli siapa Kamu..... \r\n\r\nkeraguanku bukanlah sebuah kebingungan. keraguanku untuk membuka sebuah kemungkinan!!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Soneta Sang Lelaki Pagi

11 Juni 2012   13:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:06 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_187346" align="aligncenter" width="500" caption="www.womangotic.com"][/caption] Aku ingin kau mainkan musik malammu dengan irama desah dan rintihan, ijinkan aku memelukmu erat lekat dengan tubuhku, ijinkan kunikmati desahmu dalam dekapku. Kau tak pernah tahu... aku  perempuan yang rindukan setiap pagutan dan ciumanmu,  aku menikmati ragamu dalam ruang imajiku. Desahmu selalu rajai hayalku. merajamku dengan ribuan peluk dan kecup, hingga saatnya dalam dekapku.. kau berteriak pada langit-langit kamar, begitu kuat.. begitu liar... begitu dalam.... sekali lagi kukatakan hanya dalam dekapku!   Karena ragamu ranah pribadiku dalam ruang imajiku! Aaahhh... kau hanya wujud hayal yang aku bangun dari desakan sepi! Aku muak dengan seribu tawa yang dunia tawarkan! semua kosong! tak ada hangat disana! tahukah kau sayang... malamku hanya malam yang menunggu, menunggu jam  gauli waktu.. hingga diujung pagi kau sapa jiwaku. Saat itu.. ku mainkan ruang imajiku... Lelaki pagi... Aku tak ingin tahu siapa dirimu! aku tak mau tahu dimana ruangku bagimu.... yang aku mau.. hanya duduk dengan kepulan asap rokokku, menikmati pesona setiap tarian jiwamu. yang aku mau hanya merangkai setiap imaji tentangmu.. menjadi roh dalam setiap baris kataku. Pesonamu membuatku diam dan berpikir.. bagaimana dapat ku sentuh bayangmu..  Aku mencoba mengerti jiwamu.. terkadang kau terhuyung limbung dalam ruang hampa. Rasaku meniti bilik jiwamu. Tak ada yang nyata! ini hanya secawan mimpi! Lelaki Pagi...

Anggur yang kau tuang tak akan pernah membuatku mabuk dan hilang akal! mengapa?? karena aku sudah melayang sejak dalam bentangan maya yang  kau tancapkan dalam jiwaku. Aku sudah menari sejak dalam ruang sembunyiku, bukankah ini hanya Mimpi?? tapi mimpi adalah darahku, menyatu dalam detak nadiku, Hidupku nyata, mimpiku nyata, ijinkan aku berkelana dalam pesona imaji tentangmu. sebelum kau hanguskan aku... kering dan mati dalam satu kata MUSTAHIL !

Desa Rangkat adalah komunitas yang terbentuk berdasarkan kesamaan minat dalam dunia tulis menulis fiksi. Jika berkenan silahkan berkunjung, berkenalan, dan bermain peran dan fiksi bersama kami di Desa Rangkat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun