Mohon tunggu...
Jingga Rangkat
Jingga Rangkat Mohon Tunggu... -

Aku tetap aku tak peduli siapa Kamu..... \r\n\r\nkeraguanku bukanlah sebuah kebingungan. keraguanku untuk membuka sebuah kemungkinan!!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Karena Kau Perempuan...(Puisi Kartini Rangkat)

20 April 2011   16:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:35 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_101776" align="aligncenter" width="300" caption="Jingga"][/caption]

aku hanya tetesan air... itu pikirmu.. tetesan air saat kau basuh tubuhmu dengan busa-busa sabun tetes... hanya tetesan... aku tak pantas untuk terlalu sombong saat aku melewati ujung-ujung kepalamu.. itu katamu...

aku hanya tetesan air.. itu rasamu... tak banyak... hanya tetesan kecil saat kau bawa aku ke laut ah... laut akan menelanku

aku hanya tetesan air... ucapmu.. tak ada artinya saat kau haus... mampukah ku sapu dahagamu? aku tak layak untuk kau sebut minum

tahu kah kau sayang... saat perahu kehidupan mu berlayar dengan gagahnya aku berada di bawah perahumu... aku tetesan air yang mampu menjadi ombak demi lengkung senyummu

saat hatimu seperti adenium yg kering aku basahi setiap ujung kelopakmu meski harus dengan air mataku

saat kau lelah dengan duniamu... aku tetesan kecil yg merambat halus dikisi-kisi saraf lidahmu lembut.... aku terus tarikan aliranku sampai ke jantungmu..

mampukah kau lihat megahnya samudra tanpa ada tetesan air??

aku..  kau sebut PEREMPUAN lemah??? tapi sesungguhnya akulah napasmu....

[caption id="attachment_102000" align="aligncenter" width="180" caption="Lala Sangkak LaRanta"]

13033188061006393519
13033188061006393519
[/caption]

wahai Perempuan...

engkau lebih dari setiap tetes keringat dengan panjang waktuku lalui hari...

engkau tetes embun dengan cahaya segala warsa... engkau mahligai yg sanggup menafikan semua duniawi... engkau sesak yg ingin kuberikan nafas

hidupku hanya rindukan gemericik tawamu dalam kesementaraan ini... diri menjulang buat apa jika tidak untuk teduh membelai bulir embun... haruskah aku merindukan samudra sementara yg kubutuh hanya riak riak disenyummu

tak perlu kau sesali dirimu sebagai lembah kehidupan... tak perlu kau khawatir atas lemah yg melunakkan ego lelakiku... tak perlu menyesal menjadi kecil yg sanggup menentukan aku seperti apa...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun