dahulu sebelum ada IPL perang pendukung bola di Indonesia hanya antara pendukung Club masing-masing. fanitisme kedaerahan berbalut keinginan kuat untuk menang menjadi ajang debat tulang rahang yang tak pernah usai. tp kini semenjak Djohar A rifin mengusai PSSI semua berubah, liga menjadi 2, club menjadi 2 dengan nama yg sama, bahkan arema yg merupakan club dengan suporter terbaik di belah menjadi 3. pendukung bola tak memiliki lagi rasa kedaerahan yg kental sebab mereka bingung yg mana yg harus di dukung. yg ada kini hany ada perang rahang antara pendukung liga baru IPL, dan pendukung liga Lama ISL. sebagai pendukung baru pasti donk sedang panas2 nya, dengan pengetahuan yg terbatas tentang bola mencoba mengusai situs yg menyajikan debat terbuka sepak bola, seperti Ditta Lesstary n Shandy Haryudi di Detiksport, pendukung IPL di Kompas Bola n kompasiana, pendukung IPL di Goal Id, dan lain2. semua nya ngotot merasa benar sendiri, mengatas namakan Legal, membawa APBD, Politik, Golkar, Beringin, Audit PT Liga, dan liga Tarkam ISL. tp sebagai pendukung liga yg telah bertahun2 merajai Indonesia Para pendukung ISL tak perlu banyak oceh di Internet, cukup menyanyikan Yel Yel penyemangat di dalam Stadion hingga pertandingan usai. karena hanya dengan datang ke Stadion pertandingan jadi ramai n masyarakat bisa menilai mana liga yg tarkam (Sepi) n mana liga yg profesional (Rame). Sepak bola adalah olah raga jantan, benturan, perkelahian, dan kekisruhan adalah hal yg biasa. sepak bola bukan catur yg sepi, hening, dan nyaris tanpa penonton.
jayalah ISL
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H