[caption id="attachment_314469" align="alignleft" width="300" caption="foto: tribunnews.com"][/caption]
Penemuan Situs Megalitikum Gunung Padang di Desa Karyamukti, Kecamatan Cempaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat sudah cukup lama mengemuka. Namun, tidak ada tindak lanjut dari para ahli arkeolog untuk melakukan penelitian mendalam, sehingga sampai sekarang belum diketahui secara jelas, peradaban apa yang bersemayam di Situs Megalitikum Gunung Padang.
Mengutip dari Wikipedia, Situs Gunung Padang merupakan situs prasejarah peninggalan kebudayaan Megalitikum di Jawa Barat. Tepatnya berada di perbatasan Dusun Gunungpadang dan Panggulan, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur.Lokasi dapat dicapai 20 kilometer dari persimpangan kota kecamatan WarungKondang, dijalan antara Kota Kabupaten Cianjur dan Sukabumi. Luas kompleks "bangunan" kurang lebih 900 m², terletak pada ketinggian 885 m dpl, dan areal situs ini sekitar 3 hektar, menjadikannya sebagai kompleks punden berundak terbesar diAsia Tenggara.
Masih mengutip dari data Wikipedia, laporan pertama mengenai keberadaan situs ini dimuat pada Rapporten van de Oudheidkundige Dienst (ROD, Buletin Dinas Kepurbakalaan) tahun 1914. Sejarawan Belanda N. J. Krom juga telah menyinggungnya pada tahun 1949. Setelah sempat "terlupakan", pada tahun 1979 tiga penduduk setempat, Endi, Soma dan Abidin melaporkan kepada Edi, Penilik Kebudayaan Kecamatan Campaka, mengenai keberadaan tumpukan batu-batu persegi besar dengan berbagai ukuran yang tersusun dalam suatu tempat berundak yang mengarah ke Gunung Gede. Selanjutnya, bersama-sama dengan Kepala Seksi Kebudayaan Departemen Pendidikan Kebudayaan Kabupaten Cianjur, R. Adang Suwanda, ia mengadakan pengecekan. Tindak lanjutnya adalah kajian arkeologi, sejarah dan geologi yang dilakukan Puslit Arkenas pada tahun 1979 terhadap situs ini.
Setelah lama tidak ada kabar, Situs Gunung Padang kembali menyeruak, ketika Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana, Andi Arief meminta dilakukan penelitian lebih mendalam terhadap situs tersebut. Bahkan, pada tahun 2013 lalu sempat dibuka pendaftaran untuk relawan yang ingin bergabung bersama Tim Terpadu Situs Gunung Padang.
Namun sampai sekarang, belum ada kabar lebih lanjut terhadap penelitian situs tersebut. Sampai akhirnya, belum lama ini Presiden SBY memberikan harapan. SBY meminta agar penelitian untuk
mengungkap sejarah peradaban manusia di situs zaman batu itu bisa diteruskan kembali. SBY berharap Situs Gunung Padang bisa menjadi seperti Candi Borobudur dan beberapa temuan sejarah di Indonesia yang bisa dijadikan acuan peradaban dunia.
Permintaan Presiden SBY ini menjadi lampu hijau bagi upaya-upaya mengungkap misteri Situs Gunung Padang. Permintaan ini sekaligus menunjukkan bahwa SBY peduli pada sejarah. Ini menjadi kesempatan bagi tim yang sebelumnya sudah terbentuk untuk kembali melanjutkan penelitian terhadap Situs Gunung Padang. Apalagi arahannya langsung dari presiden, sehingga tidak alasan untuk berhenti atauterkendala dengan permasalahan izin dan lain sebagainya.(***)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H