Kebenaran hanyalah ilusi karena juga melahirkan kejahatan. Dekontruksi sebagai hermeunitik radikal ditandai dengan pergantian prespektif terus menerus sehingga makna tidak dapat diputuskan melawan logosentrisme dan metafisika kehadiran. Ketika kemanusiaan dijunjung tinggi, ketika keadilan mendapatkan tempatnya, ketika perbedaan justru mempersatukan, disanalah Tuhan berada.
Aristoteles melalui metode analogi entis berusaha mencari eksistensi tertinggi. Eksistensi itu begitu agung sehingga pasti menghasilkan keindahan, eksistensi ini melampaui tiap --- tiap eksistensi yang ada. Thomas Aquinas memodifikasi konsep ini untuk menguak identitas ataupun kebenaran dari realitas tertinggi, realitas inilah yang disebut sebagai Tuhan. Analogi entis mengandaikan sebagai pengetahuan awal manusia, pengetahuan mengenai sesuatu yang bisa dijumpai dalam kehidupan sehari --- hari. Pengalaman seperti melihat pemandangan alam, realitas kehidupan social, dan sosietas telah membuka horizon manusia untuk mengenal sesuatu yang mengadakannya.
Melihat indahnya laut membuat akal budi manusia bertanya mengenai asal atau pencipta dari laut yang ia lihat. Kemegahan laut inilah yang membuat manusia berpikir dan bertanya " bagaimana mungkin keindahan yang begitu megah ini dapat terwujud?" Dari aneka konsep yang ada, pasti ada satu konsep tertinggi yang mendasari ada --- ada yang lain. Lewat satu konsep tertinggi inilah realitas terwujud, contoh lain ialah ketika kita berkunjung ke pegunungan yang membentang begitu luasnya, sehingga membuat terbukanya pikiran manusia mungkin sedikit liar. Pengalaman ini membuat manusia berpikir mengenai yang lebih agung, tinggi, besar,dari pegunungan itu, yakni siapakah yang menciptakan hamparan yang begitu tinggi, besar, dan agung itu?
Dalam filsafat Imanuel Kant pengalaman bukanlah inti dari segala --- galanya, akal budi manusialah yang membuat manusia pertama --- tama mengerti sesuatu. Akal budi manusia memiliki struktur awal, sehingga saat berbicara mengenai Tuhan, tidak memerlukan perjumpaan dengannya. Lewat pengetahuan awali, manusia mampu memercayai Tuhan tentu bereksistensi. Kerinduan akan Tuhan adalah semangat yang membakar hati manusia untuk selalu bertanya mengenai dirinya, aneka penyangkalan Tuhan pada dasarnya adalah bentuk kerinduan manusia kepada Tuhan. Namun permasalahanya banyak manusia tidak dapat mengartikan dengan tepat perasaan rindu itu. Lewat pandangan yang tepat mengenai aku, kamu, dan kita, manusia mampu melihat sesamanya sebagai cara melihat Tuhan, ia akan mampu melihat sang pencipta dengan jelas. Lewat pengalaman inilah ia mampu melihat kekuatan kosmis tertinggi yang melatarbelakangi semua pemahaman. Dari situlah manusia akan semakin mencintai relasi dengan sesama manusia, relasi antara Tuhan denganku mewujud dalam relasiku dengan sesama.
Kesadaran bahwa orang lain adalah bagian lain dariku, membawa manusia pada proses belajar menilai dengan akal budinya. Hal yang dinilai adalah hidup bersama; Ia tentu tidak akan diam saja ketika melihat penderitaan orang --- orang yang mengalami PHK; Ia akan mengakhiri segala bentuk kemiskinan struktural; Ia akan melihat manusia secara utuh dan unik tanpa melihat warna kulitnya; Ia akan terbuka dalam dialog intereligius demi kebaikan hidup bersama dan bukan pada perdebatan dogmatis yang tidak akan pernah menemukan titik temu; Ia akan berusaha menjaga dan melindungi alam, dengan memanfaatkan alam secukupnya tidak rakus dan memperdulikan efek yang akan terjadi pada alam; Ia akan berusaha menciptakan dunia yang lebih ideal bagi kehidupan manusia.
Pertanyaan kita tentang keberadaan Tuhan dalam dunia yang tak lazim ini seharusnya menentang kita untuk berani berbuat sesuatu bagi sosietas. Sebagaimana kita melihat orang lain sebagai cara mengenal Tuhan, maka kita pula adalah cara orang lain untuk melihat Tuhan. Ketika kemanusian dijunjung tinggi, ketika keadilan pada tempatnya, ketika perbedaan menyatukan, dan ketika semua menghargai alam yang telah dimanfaatkan sebagai sumber kehidupan, disanalah Tuhan berada. Harusnya berarti, sudahkah kita menjadi secercah harapan bagi orang lain? Adanya pertanyaan mengenai keberadaan Tuhan adalah sebuah cermin agar manusia mampu menjawab permasalahan melalui tindakan kebaikan di tengah dunia yang tak lazim ini. Jadi dalam konsepsi Habluminalloh adalah konsepsi habluminannas dan habluminalalam, sebegitupula sebaliknya.
(Red: M. Adi Sucahyo)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H