Selain itu, keluarga juga perlu memahami pentingnya mengelola keuangan keluarga terutama di masa yang terbatas ini. Ide ini muncul setelah melihat beberapa sektor industri yang justru bangkit dengan adanya situasi pandemi dan sektor tersebut dapat dibuat dalam home business. Namun, warga di sekitar perumahan dirasa memiliki pengetahuan yang minim mengenai bisnis dan pengelolaan keuangan sehingga program ini sangat tepat.
Dalam situasi pandemi tentu edukasi melalui sosialisasi forum sangat terbatas. Tidak kehabisan akal, edukasi bisnis dan manajemen keuangan keluarga pun dilakukan secara door-to-door dan secara online kepada warga. Secara online, buku saku tersedia melalui link: bit.ly/PanduanBisnisKeuangan yang dapat diunduh secara bebas. Meskipun metode ini membutuhkan usaha yang lebih keras, namun tujuan yang ingin dicapai lebih besar, yakni untuk membantu pemberdayaan masyarakat. Melalui Kepala Kelurahan Banyumanik, disampaikan bahwa ketahanan ekonomi keluarga menjadi isu yang krusial di daerah tersebut. Edukasi kemudian juga dilakukan kepada pemilik bisnis yang merasakan dampak negatif dari COVID-19 agar bisnisnya dapat bergairah kembali dan terus bertahan.
Dengan kekhawatiran akan risiko penularan, tidak dapat dipungkiri bahwa edukasi tidak berjalan efektif. Namun, dapat terlihat bahwa semangat masyarakat untuk meningkatkan perkeonomiannya masih ada. Program ini berkesempatan untuk melakukan pembimbingan bisnis kepada warga yang ingin membuka bisnis dan warga yang ingin meningkatkan exposure bisnisnya. Tindak lanjutnya adalah pembagian buku saku sebagai modul acuan dan pembimbingan yang akan terus dilaksanakan kepada warga yang membutuhkan.
Face shield yang dibuat merupakan face shield berbentuk kacamata. Face shield kacamata menjadi populer setelah dikenalkan oleh seorang artis. Bentuk dari face shield kacamata sendiri sangat sederhana. Saat dikenakan, face shield kacamata lebih fleksibel bagi orang berkerudung maupun tidak, dan bahkan bagi orang berkacamata atau tidak. Pembuatannya tidak memakan waktu lama dan bahan yang mahal. Bahan utama yang diperlukan adalah alat jahit, karet elastis, kancing dan mika. Mika yang digunakan tidak selalu harus baru, namun dapat menggunakan mika dari map plastik yang sudah tidak terpakai. Selain berguna secara medis, face shield ini juga dapat bernilai ekonomis.
Kegiatan KKN tentu tidak akan berguna tanpa adanya partisipasi warga dan tindak lanjut mahasiswa ke depannya. Program KKN ini tidak dapat menyelesaikan segala permasalahan yang dialami warga selama pandemi, namun tercurah harapan yang besar untuk dapat meningkatkan taraf perekonomian dan kemandirian warga dalam menjaga kesehatannya. Kegiatan KKN online menjadi terobosan yang cerdas dari universitas. Kegiatan ini sekaligus membuka mata kita bahwa masih banyak yang harus kita lakukan untuk membantu tetangga dan orang-orang di sekitar kita yang terpuruk dalam bencana COVID-19. (Cinka)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI